Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Cerdas Bukan tentang Teknologi

Kompas.com - 21/09/2015, 18:10 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Membangun kota cerdas ternyata bukan tentang mengintegrasikan aspek-aspek perkotaan, jaringan lalu lintas, transportasi, manusia, distribusi barang dan jasa, serta koneksi sosial dengan kemajuan teknologi.

Menurut Alaa Dalghan, pakar dan pembicara kunci seminar kota cerdas berjuluk The Big 5, mengatakan bahwa ide di balik konsep kota cerdas bukanlah semata tentang teknologi.

"Kota cerdas tidak pernah bicara tentang teknologi. Inti dari kota cerdas lebih dari itu. Ini adalah tentang menggunakan sumber daya secara lebih efisien, dan menjadi ramah lingkungan. Dan yang paling penting adalah menciptakan layanan demi peningkatan kualitas hidup," papar Alaa.

Sementara internet, dan hal-hal yang berbau teknologi lainnya yang berfungsi memadukan fasilitas kesehatan, pendidikan, jaringan transportasi publik, ruang publik, hanyalah sebuah gebrakan yang telah berkembang menjadi inisiatif konkret dan mampu memecahkan kompleksitas tantangan sehari-hari.

"Penggunaan internet yang meluas menjadi pendorong utama kota cerdas," tambah Alaa.

KOMPAS/RATIH P SUDARSONO Rangkaian kereta Metro Dubai masuk ke Stasiun WTC di pusat kota Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu (6/5/2015). Jalur kereta massal ini ada yang berada di bawah tanah, di tanah sejajar jalan, dan juga ada jalur layang.
Tantangan terbesar dalam menciptakan kota cerdas, lanjut Alaa, justru adalah efisiensi. Masalah negara-negara Teluk Arab yang sering berada dalam daftar teratas dalam hal emisi, limbah, dan dampak lingkungan merupakan hal nyata yang dapat diatasi, dikurangi, dan bisa diperbaiki.

"Saya berani mengatakan, kota cerdas dapat tercipta karena penggunaan jaringan internet. Namun yang utama adalah efisiensi," sebut Alaa.

Irlandia contohnya, sinyal lalu lintas yang terhubung ke internet, digunakan untuk menggantikan sistem waktu, dan memangkas kemacetan hingga 30 persen. Demikian halnya dengan Dubai. Kota terbesar di Uni Emirat Arab ini punya potensi memainkan peran dalam membentuk pemahaman terhadap kota cerdas.

Sementara Singapura sukses menerjemahkan mahzab perencanaan kawasan menjadi urban design guidelines (UDGL) yang sangat detail. Rancangan jalan, fasilitas publik seperti sekolah, taman dan pasar, diimplementasikan dengan standar dan rasio yang ketat. Hasilnya, Singapura menjadi salah satu kota dengan tingkat kenyamanan tertinggi di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau