Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asyiknya Memuncaki Pencakar Langit Tertinggi di Eropa Barat

Kompas.com - 19/09/2015, 02:17 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

LONDON, KOMPAS.com — Siapa yang tak mengetahui The Shard? Pencakar langit di London, Inggris, ini mencuri pandangan mata. Strukturnya berbalut baja dan kaca dengan bentuk tak biasa, bagai piramida langsing mengangkasa.

Itulah yang membedakan The Shard di antara bangunan lainnya di kota ini. The Shard dianggap sangat ikonik dan menjadi kebanggaan warga Inggris. Betapa tidak, kehadirannya telah merumuskan kembali cakrawala dan simbol internasional bagi London dan juga Inggris.

Setelah vakum sekian tahun, negara kerajaan ini kembali diperhitungkan dalam pembangunan pencakar langit. The Shard berhasil menempatkan Inggris dalam konstelasi persaingan pencakar langit dunia.

"The Shard menjadi tujuan wisata tak kalah populer dengan Buckingham Palace, London Bridge, dan bangunan estetik lainnya. Pencakar langit ini mewakili modernitas Inggris," tutur Direktur Pelaksana AkzoNobel Decorative Paints wilayah Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Timur, Jeremy Rowe, yang menemani Kompas.com, mengunjungi menara ini pada Kamis, (16/9/2015).

Kendati kalah menjulang dibanding Burj Khalifa, atau "perobek-perobek angkasa" di belahan kaki langit lainnya, The Shard termasuk salah satu yang paling ditunggu. Gagasan pengembangannya saja sudah tercetus sejak lebih dari satu setengah dekade lalu, tepatnya tahun 2000.

the-shard Mahkota The Shard yang berbahan baja, dan kaca.
Sementara itu, konstruksinya baru dimulai pada 2009 dan kelar empat tahun kemudian. The Shard yang dimiliki oleh London Bridge Quarter Ltd adalah karya epik dari Renzo Piano. Ketinggiannya mencapai 306 meter dengan bangunan 73 lantai. Fakta ini memosisikannya sebagai gedung tertinggi di Eropa Barat, keempat di seluruh daratan Eropa, dan ke-75 di dunia.

Struktur yang dibangun oleh Sellar Property Group ini dirancang seluas 55.000 meter persegi. Mencakup di dalamnya fungsi campuran perkantoran setinggi 25 lantai, tiga lantai restoran, 17 lantai hotel dengan 202 kamar yang dikelola Shangri-La, 13 lantai apartemen, galeri pandang dalam ruang setinggi tiga lantai, dan galeri pandang terbuka di lantai 72.

Dominasi material baja dan kaca tidak hanya menyelimuti struktur utama, tetapi juga puncak menara hingga ke mahkota. The Shard berdiri anggun di 32 London Bridge Street, bersebelahan dengan London Bridge Station, sebagai salah satu pusat transportasi tersibuk di kota London. Pencakar langit ini juga merupakan bagian penting dari proses regenerasi bangunan South Bank London.

Nama "The Shard" berasal dari deskripsi sang arsitek, yakni "pecahan kaca" selama tahap perencanaan. Bentuknya yang meruncing mengakomodasi efisiensi desain lantai dan optimalisasi fungsi sebagai properti multiguna.

Hilda B Alexander/Kompas.com Dek observasi dinamai The View
Penyesuaian struktur untuk penggunaan yang berbeda memungkinkan efisiensi material, mengurangi biaya dan jumlah karbon yang terkandung pada proyek. Hal ini juga sekaligus memaksimalkan area sewa untuk para klien.

Selain Renzo Piano, The Shard juga melibatkan nama-nama tenar lainnya. Sebut saja Arup, Mace, WSP, Davis Langdon, AECOM, Alimak, KONE, dan AkzoNobel. Mereka mengerjakan proyek ini dengan kembali meletakkan prinsip-prinsip dasar konstruksi melalui penggunaan teknik baru yang lebih cepat, lebih efisien, dan lebih ramah lingkungan.

Hilda B Alexander/Kompas.com Suasana dek observasi dengan pemandangan 360 derajat di lantai 72 The Shard. Struktur didominasi baja berbalut kaca.
Petualangan seru

Untuk dapat masuk ke dalam destinasi wisata baru ini, pengunjung harus merogoh kocek senilai 25 poundsterling atau ekuivalen dengan Rp 560.000. Pemandangan terbaik kota London, bisa kita nikmati di lantai 68, 69, dan 72 yang disebut area The View.

Di dek observasi tersebut, terpampang panorama kota London 360 derajat hingga sejauh 75 kilometer. Dari dalam The Shard ini pula pengunjung dapat dengan jelas menerawangi pencakar langit lainnya macam duet kontroversial The Gherkin, gedung mirip alat vital pria, dan "The Walkie Talkie", pelumer mobil Jaguar.

Selain itu, dari puncak menara ini juga terlihat Big Bang, Buckingham Palace, Sungai Thames, Stamford Bridge Stadium, The Big Wheel, dan proyek-proyek pencakar langit lainnya yang sedang dalam proses konstruksi.

Sebelum mencapai puncak gedung, pengunjung diharuskan melewati ketatnya kontrol keamanan. Segala bentuk senjata tajam, atau logam yang membahayakan, terlarang dibawa ke dalam gedung.

Hilda B Alexander/Kompas.com Mahkota atau spire The Shard dirancang serba terbuka.
Setelah lolos uji keamanan, Anda akan dibawa langsung menuju dek observasi dengan menggunakan lift dengan kecepatan 6 meter per detik. Selain kecepatannya yang menakjubkan, mesin pengangkut ini dirancang sangat futuristik dan juga estetik. Pada ceiling  terdapat video yang mengisahkan proses pembangunan The Shard sehingga Anda tidak merasa bosan.

Waktu selama 30 menit yang diberikan pengelola gedung untuk sekali masuk seakan tidak cukup memuaskan mata memandang kaki langit kota London. Kota yang telah demikian cepat bertransformasi menjadi sentra gedung jangkung di seluruh Eropa.


Berikut video pesona The Shard:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau