"Memang, baru kali ini terjadi penurunan parah dan semua khawatir soal pajak. Untuk itu, kami akan genjot di sektor komersial. Prinsipnya, kalau di komersial itu bisnis harus tetap jalan tanpa khawatir soal pajak, berbeda dengan residensial," ujar Andy di acara buka puasa dengan media, Rabu (7/7/2015).
Andy tidak menampik banyak agensi penjualan juga mengeluh dengan kondisi tersebut. Penjualan secondary house tak berjalan mulus, sementara di sektor primary juga mandek.
Untuk itulah, lanjut dia, dengan kondisi anjloknya penjualan hunian saat ini dan beberapa waktu ke depan terkait lesunya perekonomian, Modernland akan menggeser fokusnya ke sektor komersial. Hal itu dilakukan agar tetap bisa meraih angka penjualan. Pihaknya akan menjual unit-unit komersialnya di Jakarta Garden City (JGC) kepada ritel asing yang ingin masuk ke Indonesia.
"Kalau ritel besar asing belum masuk Jakarta, artinya mereka belum masuk ke Indonesia. Bagaimana caranya mereka masuk, ya, harus kerjasama dengan pengembang," ujar Andy.
Andy mengakui, meskipun kondisi sedang lesu, pihaknya tidak akan menurunkan target penjualan tahun ini. Ia berharap, usai lebaran nanti terjadi perbaikan kondisi ekonomi.
"Untuk residensial kami akan tetap sesuai rencana untuk meluncurkan tiga produk baru di JGC sampai akhir tahun nanti. Belum ada perubahan target. Bisnis harus tetap jalan, fasilitas tetap kami bangun, dan bahkan kami tak mau turunkan harga. Harga yang kami keluarkan harga real, bukan gorengan," kata Andy.
Seperti diketahui, tahun ini Modernland membidik marketing sales Rp 5,4 triliun atau naik 42% dibanding estimasi marketing sales 2014 lalu yang salah satunya didapatkan dari JGC. Adapun JGC merupakan proyek kota mandiri berada di Jakarta Timur, tepatnya di pintu tol keluar Cakung Timur, atau Jl Raya Cakung-Cilincing. Andy mengatakan, proyek ini merupakan poin utama karena letaknya bukan di pinggiran Jakarta.
"Dari total 370 hektar, pembagiannya untuk komersial 70 hektar dan residensial 300 hektar. Pengembangan residensial juga dibagi tiga tahap, masing-masing 100 hektar," papar Andy, yang juga Presiden Direktur PT Mitra Sindo Sukses.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.