Kesepuluh pengembang tersebut tengah membangun sejumlah portofolio properti dengan nilai agregat 1,99 miliar dollar AS atau setara Rp 26,1 triliun. Nilai portofolio tahun ini jauh lebih rendah dibanding pencapaian tahun 2014 sebesar 2,5 miliar dollar AS atau ekuivalen dengan Rp 32,8 triliun.
Sama seperti tahun lalu, raksasa-raksasa properti macam PT Agung Podomoro Land Tbk., Ciputra Group, Lippo Group, dan Sinarmas Land Group masih bertengger dalam daftar sepuluh pengembang teraktif tahun ini.
Mereka didampingi oleh PT Alam Sutera Realty Tbk., PT Intiland Development Tbk., Agung Sedayu Group, dan PT Summarecon Agung Tbk. Sementara dua nama baru Pollux Properties Group, dan PT PP Properti masuk daftar tahun ini, menggeser PT Pakuwon Jati Tbk., dan PT Wika Realty sebagai dua di antara sepuluh pengembang teraktif tahun lalu.
Menariknya, terdapat banyak nama pengembang yang tengah membangun proyek properti dengan nilai triliunan Rupiah namun tidak masuk dalam daftar BCI Top 10 Developers 2015. Pengembang tersebut di antaranya adalah Rajawali Group dengan megaproyek The Capital dan The St Regis Hotel and Residences Jakarta, serta Langkawi International Convention Centre di dalam area The St Regis Hotel and Resorts Langkawi.
Menyusul KG Global Development yang tak kalah aktif. Pengembang yang dinakhodai Harry Gunawan ini tengah menggenjot properti multifungsi Mangkuluhur City, dan TCC Batavia di Jakarta, dan Capital Square di Surabaya.
Sedangkan pengembang pelat merah atau BUMN yang juga demikian aktif dalam tiga tahun terakhir adalah PT Adhi Persada Properti. Mereka saat ini tengah menggarap sejumlah proyek multifungsi dengan konsep transit oriented development (TOD) dengan nama brand Grand Dhika City di berbagai kota.
Berikut daftar sepuluh pengembang teraktif versi BCI Asia:
1. PT Agung Podomoro Lant Tbk
2. Agung Sedayu Group
3. PT Alam Sutera Realty Tbk
4. Ciputra Group
5. PT Intiland Development Tbk
6. Lippo Group
7. Pollux Properties Indonesia
8. PT PP Properti
9. Sinarmas Land Group
10. PT Summarecon Agung Tbk