Ungaran dipilih menjadi pusat pencanangan program karena dekat dengan kawasan industri. Secara politis, perumahan di dalam program sejuta rumah memang didekatkan dengan industri. Pasalnya, selama ini masyarakat mengeluh karea rumahnya jauh dari tempat bekerja.
Dengan membangun perumahan dekat industri, lokasi ini diharapkan menjadi percontohan di seluruh Indonesia. Meski begitu, Syarif menekankan, tidak hanya buruh, perumahan nelayan juga harus dekat dengan tempat pekerjaannya, yaitu pantai. Rumah untuk umum pun harus dibangun dekat lokasi kerja, supaya transportasi tidak mahal.
Selain itu, kegiatan pencanangan ini bukan berarti hanya rumah tersebut saja yang dibangun saat itu. Program ini berlanjut hingga sebanyak 603.000 unit untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) terbangun secara bertahap.
Sebelum peletakan batu pertama, Syarif mengaku, program sejuta rumah sebenarnya sudah berjalan. Melalui data Bank BTN, terdapat 22.800 unit rumah dalam tahap pembangunan. Hal tersebut dibuktikan dengan persetujuan kredit (PK).
"Pencanangan bukan hari itu saja. Tapi langkah awal kegiatan berikutnya. Tahap pertama memang tidak langsung bisa 603.000 unit itu," kata Syarif.
Sebelumnya, pemerintah merencanakan untuk mengadakan konferensi video jarak jauh, karena keterbatasan lokasi dan waktu di sembilan provinsi, hanya dapat dilakukan secara efektif di lima provinsi. Meski begitu, menurut Syarif, pemerintah pusat tengah mengusahakan agar semua pihak bisa hadir yaitu masyarakat yang menempati, pengembang dan pemerintah daerah.
Berikut 9 kota dan provinsi yang mewakili pencanangan melalui konferensi video jarak jauh:
1. Nias Utara, Sumatera Utara
2. Banyuasin, Sumatera Selatan
3. Jakarta Barat, DKI Jakarta
4. Tangerang, Banten
5. Cirebon, Jawa Barat
6. Semarang, Jawa Tengah
7. Malang, Jawa Timur
8. Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah
9. Bantaeng, Sulawesi Selatan