Tempat tersebut adalah Kuala Lumpur. Ibu kota Malaysia yang menjadi rumah bagi perusahaan energi raksasa Petroliam Nasional Bhd., telah melonjakkan 14 kali lipat saham perusahaan pembuat piranti lunak untuk sektor properti, IFCA MSC Bhd., dalam setahun terakhir.
Laba IFCA melonjak secepat kenaikan sahamnya setelah perusahaan mengambil 80 persen pangsa pasar pengembang Malaysia dan mulai berekspansi di Republik Rakyat Tiongkok. Chief Executive Officer IFCA, Ken Yong Keang Cheun memprediksi Tiongkok, sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, akan menjadi pasar terbesar untuk perusahaan piranti lunak senilai 198 juta dollar AS pada 2018.
"Pertumbuhan ekonomi di Tiongkok begitu luar biasa. Rencananya kami akan menggandakan kantor IFCA di Malaysia menjadi 16 unit di akhir tahun 2015," ujar Yong.
IFCA memiliki setidaknya 100 klien di Tiongkok. Biro Statistik Nasional memperkirakan ada lebih dari 90 ribu perusahaan properti pada 2013. Di Malaysia sendiri, Yong mengklaim 800 dari 1.000 pengembang properti di negara tersebut merupakan pelanggannya. Penjualan piranti lunak perusahaan di negara itu melonjak 76 persen pada 2014. Pajak barang dan jasa yang baru mendorong perusahaan untuk meningkatkan kualitas perangkat mereka.
Saham IFCA naik sebanyak 1,5 persen sebelum ditutup stagnan pada 1,35 ringgit di Kuala Lumpur. Sementara laba IFCA melonjak 12 kali lipat tahun lalu menjadi 21,1 juta ringgit atau setara 5,8 juta dollar AS. Yong mengaku optimistis pendapatan perusahaannya akan terus naik pada tahun 2015 ini.
"Hal baik mengenai piranti lunak ini karena ia menjadi ceruk bagi para pengembang properti," ujar General Manager IT untuk Mah Sing Group Bhd, Chow Yuh Seng.
Saham IFCA melonjak 1.321 persen selama 12 bulan terakhir. Data yang dikumpulkan oleh Bloomberg menunjukkan IFCA menjadi perusahaan piranti lunak terbaik di dunia dengan nilai pasar mencapai 150 juta dollar AS.
"Ada tema kuat untuk perusahaan pengembang piranti lunak dan teknik informasi sejak 2014. Tahun ini merupakan kelanjutannya. Pergeseran ke arah internet dan teknologi adalah cara baru melakukan sesuatu," tandas Chief Executive Areca Capital Kuala Lumpur, Danny Wong.
Selain IFCA, perusahaan aplikasi ringkas yang menugaskan taksi di sekitar wilayah komuter, Grabtaxi Holdings Pte., telah berkembang menjadi aplikasi ringkas pemesanan taksi terbesar se-Asia Tenggara. Grabtaxi pun telah berhasil memikat investasi dari Temasek Holdings Pte dan SoftBank Corp.
Ketika Malaysia tak dikenali sebagai penghubung bagi perusahaan teknologi, pemerintah setempat terus berusaha mendukung industri tersebut sejak 1996. Hal ini dimulai saat pengenalan Koridor Super Multimedia, sebuah zona khusus untuk menarik investasi teknologi dan perusahaan multinasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.