Pendapatan dari hunian, ruko dan apartemen tumbuh secara impresif sebesar 118 persen menjadi Rp781 miliar atau sebesar 44 persen dari total pendapatan. Sementara itu, pendapatan dari divisi industri dan komersial sebesar Rp815 miliar dan menyumbang 45 persen terhadap total pendapatan.
Adapun pendapatan dari pengelolan kota tumbuh 21 persen menjadi Rp170 miliar di tahun 2014 dari Rp141 miliar di 2013. Pencapatan tersebut memberikan kontribusi sebesar 10 persen terhadap total pendapatan LPCK.
Meow Chong Loh, Presiden Direktur LPCK mengatakan bahwa EBITDA juga tumbuh sehat sebesar 46 persen menjadi Rp941 miliar di 2014 dari Rp645 miliar di 2013 yang didukung oleh pertumbuhan pendapatan yang kuat.
"Ini menunjukkan bahwa upaya kami telah menuai manfaat dari visi jangka panjang dan skala investasi LPCK di bidang infrastruktur yang pada gilirannya menjadi dasar pertumbuhan dan profitabilitas dari unit bisnis kami," ujar Chong Loh di Jakarta, Senin (30/3/2015).
Dia mengatakan, hal tersebut akan terus mendorong pertumbuhan LPKC di tahun-tahun mendatang, terutama dalam pembangunan infrastruktur proyek baru Orange County Globally Connected City seluas 322 hektar (ha) dengan 16.500.000 pembangunan mega konstruksi. Seluas 82,3 hektar dari total lahan tersebut akan diperuntukkan sebagai area Lippo Central Business District (Lippo CBD) Orange County berlokasi di Cikarang sebagai center-hub di koridor timur Jakarta. Nilai investasinya sebesar Rp 250 triliun.
"Kami melihat prospek ini menjanjikan karena adanya wacana pengembangan dua infrastruktur strategis di sini, yaitu Internasional Karawang Airport dan Cilamaya Deep New Port," ujarnya.
Saat ini LPCK terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar sebesar 8,23 Triliun atau setara 629 juta dollar AS pada 20 Maret 2015 lalu.