Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Teknologi, Kualitas Hidup Penghuni Properti Reklamasi Diragukan

Kompas.com - 19/03/2015, 21:00 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan properti di wilayah reklamasi Teluk Jakarta memerlukan tinjauan komprehensif dari aspek sistem teknologi konstruksi dan desain bangunan. Pasalnya, kedua aspek tersebut akan sangat memengaruhi kualitas hidup penghuni properti yang dibangun di atasnya. Apalagi, properti percontohan dalam proyek reklamasi masih sangat sedikit jumlahnya di Indonesia.

Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta, Stevanus Manahampi menjelaskan, pengembang perlu memperhatikan sistem teknologi dan desain bangunan untuk mengembangkan properti reklamasi di Teluk Jakarta. Ini harus dilakukan karena kondisi sistem bangunan di pulau reklamasi sangat berbeda dengan yang ada di lahan alami (existing land).

“Sistem teknologi dan desain bangunan ini rasanya lebih krusial diperhatikan dalam pengembangan properti komersial. Ada perbedaan properti di wilayah reklamasi dan existing land maka dari itu perlu ada tinjauan lebih lanjut soal pembangunannya, misalnya bagaimana resapan tanah, pembuangan limbah, dan sumber air bersih,” ujar Stevanus ketika diwawancarai Kompas.com saat Design Week 3.1 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (19/3/2015).

Stevanus melanjutkan, contoh proyek reklamasi yang ada di Indonesia masih sedikit. Tidak ada garansi apakah pengembangan reklamasi yang dilakukan belakangan, bisa sukses. Oleh karena itu, pengembang juga harus memerhatikan konsumen yang membeli properti tersebut karena harganya dipastikan akan melonjak.

"Ini akan menjadi preseden untuk pembangunan properti reklamasi masih sangat sedikit di Indonesia. Lebih banyak dari luar negeri, seperti di Uni Emirat Arab, Jepang, dan Singapura. Sekarang yang jadi pertanyaan besar, seberapa jauh pengembang mau berinvestasi karena biaya teknologi, produksi, dan konstruksinya akan sangat meningkat. Ini berdampak pada harga pasar dan bagaimana properti ini bisa diserap oleh masyarakat yang membutuhkan hunian,”  tambah Stevanus.

Masyarakat sendiri, kata Stevanus, perlu cerdik melihat sistem teknologi yang digunakan saat mencari properti di wilayah reklamasi. Pemilihan properti akan memengaruhi kualitas hidup mereka saat menghuni properti tersebut.

“Masyarakat kalau ingin membeli properti di pulau reklamasi harus melihat sistem bangunannya. Percuma kalau desainnya dan materialnya bagus, tapi sistem teknologinya tidak berjalan. (Sistem teknologi bangunan) itu akan memengaruhi kualitas hidup mereka di sana,” tandas Stevanus.

Untuk material bangunannya sendiri, Stevanus menyebutkan tak ada perbedaan jauh dengan yang digunakan pada properti di wilayah pesisir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau