Happy menambahkan, curah hujan di Papua sangat tinggi. Di Ilaga, Kabupaten Puncak, curah hujan bisa mencapai 4.000 milimeter per tahun. Demikian halnya dengan cekungan air tanah yang punya potensi miliaran kubik per tahun, dan masih terdapatnya 4.860 hektar rawa yang bisa dikembangkan. Sementara rawa yang baru dikembangkan dan dimanfaatkan seluas 28.000 hektar untuk irigasi sawah, dan air baku.
Dengan potensi air tanah dan air permukaan yang sangat baik ini, kata Happy, bisa dikembangkan lebih maksimal lagi. Saat ini, Balai Wilayah Sungai Papua tengah mengembangkan pengelolaan irigasi sawah, konservasi pengembangan banjir, dan pantai air baku di 28 kabupaten dengan anggaran sekitar Rp 500 miliar.
"Dua di antaranya adalah pengembangan irigasi dan rawa di Merauke dan Nabire," ungkap Happy.
Potensi energi listrik
Meski punya potensi luar biasa dengan asumsi dapat menghasilkan 11,8 giga watt di 59 lokasi untuk pasokan listrik, namun Papua tidak masuk dalam rencana pengembangan 64 waduk besar yang dicanangkan pemerintah.
"Pasalnya untuk membangun waduk pendukung Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) butuh dana triliunan rupiah. Di Papua, biaya konstruksinya bisa tiga kali lipat lebih mahal. Jadi yang paling realistis dibangun adalah waduk skala kecil, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Listrik Mini Hidro (PLTMH)," jelas Happy seraya menambahkan, PLTMH 2 x 350 kilowatt bisa untuk mememnuhi kebutuhan energi satu ibu kota kabupaten.
Sementara untuk pengembangan infrastruktur air baku dan pengendalian banjir, kata Happy, bisa dibangun sejenis long storage dengan dimensi 2 sampai 3 kilometer. Penampung air ini punya kapasitas 45.000 meter kubik.
"Efektif mengendalikan banjir," tandas Happy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.