Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Terendam Banjir, Ini Penjelasan Kementerian PU-PR

Kompas.com - 13/02/2015, 16:03 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Banjir yang merendam beberapa lokasi di Jakarta pada Senin (9/2/2015) lalu disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain yang utama adalah curah hujan yang tinggi, kapasitas drainase yang terbatas, dan berkurangnya lahan resapan karena tertutup beton gedung-gedung komersial.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum-Perumahan Rakyat, Mudjiadi, mengungkapkan penyebab banjir Jakarta di Gedung Kementerian PU-PR, Jakarta Selatan, Jumat (13/2/2015).

"Mengenai curah hujan memang terhitung tinggi. Bahkan, di daerah Jakarta Utara, tercatat curah hujannya paling tinggi, yakni di sekitar Tanjung Priok yang mencapai 361 milimeter dan Kodamar mencapai 367 milimeter," kata Mudjiadi.

Sementara itu, di daerah lain, Mudjiadi mengutip data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa konsentrasinya bervariasi, mulai dari 90 milimeter hingga 220 milimeter. Sementara itu, curah hujan di hulu, yakni Bogor dan sekitarnya, justru tidak terlalu tinggi, yaitu antara 60 milimeter-77 milimeter.

"Curah hujan yang tinggi ini tidak dapat ditampung oleh drainase Jakarta. Pasalnya, kapasitas drainase direncanakan hanya dapat menanggulangi curah hujan 80 milimeter-100 milimeter. Drainase dalam keadaan bagus pun tidak mampu menampung itu. Pasti ada genangan. Kalau terjadi genangan, itu keniscayaan," kata Mudjiadi.

Fenomena hujan tahun ini, kata Mudjiadi, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Hujan tahun 2015 terjadi tepat di daerah yang sebelumnya merupakan lahan resapan. Namun, karena lahan resapan sudah mengalami konversi menjadi beton gedung-gedung komersial macam pusat belanja, apartemen, dan perkantoran, air hujan tak tertampung lagi dan langsung turun ke jalan.

"Gedung-gedung ini letaknya lebih tinggi dari jalan. Dulu curah hujan turun langsung masuk ke tanah resapan. Sekarang tidak karena semua sudah dibeton. Itu yang tidak mampu diserap dan akhirnya jadi genangan di jalan," kata Mudjiadi.

Meski begitu, genangan yang melanda pusat kota berbeda dengan daerah perumahan yang disebabkan meluapnya air sungai. Jika sungai meluap, yang terendam adalah perumahan di sisi kiri dan kanan sungai. Untuk itu, Ditjen Sumber Daya Air telah menyiapkan antisipasi strategis yang terbagi dalam tiga penanganan, mulai dari hulu di Puncak, Bogor, dan sekitarnya; di tengah mulai dari Depok, Jakarta Selatan, dan Pusat; serta hilir di pantai utara Jakarta, seperti Muara Angke, Pluit, dan Sunter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau