JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Penataan Kota DKI Jakarta berencana melanjutkan pembangunan 1.000 menara rumah susun (rusun) pada tahun 2015. Pembangunan tersebut akan dikonsentrasikan di daerah Marunda, Jakarta Utara.
Kepala Seksi Perencanaan Pola Ruang Dinas Penataan Kota DKI Jakarta, Sutikno, mengatakan pembangunan rusun di wilayah Jakarta untuk tahun 2015 difokuskan di kawasan Marunda. Hal ini sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2030 DKI Jakarta yang dicanangkan tahun 2012.
“Sebenarnya memang kita sudah diamanatkan untuk merancang seribu rusun di daerah Marunda. Kita sudah alokasikan daerah Marunda sebagai sub-zona rusun murah. Jadi pembangunan 1.000 menara rusun mulai tahun ini akan kita fokuskan ke daerah sana,” ujar Sutikno saat ditemui Kompas.com, di Kantor Dinas Penataan Kota Jakarta, Rabu (03/02/2015).
Sutikno menambahkan, perencanaan pembangunan rusun tersebut tersebut dikerjasamakan dengan Dinas Perumahan serta pengembang yang berafiliasi kepada Real Estat Indonesia (REI). Hal ini dilakukan lewat kewajiban kontribusi pengembang dalam menyediakan hunian yang layak.
“Kita akan meminta kontribusi pengembang untuk membantu membangun 1.000 menara rusun ini. Biasanya kerjasama dilakukan dengan REI. Ada izin prinsip di mana pengembang itu punya kewajiban menyediakan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kewajiban itu dikumpulkan di REI, baru setelah itu dikoordinasikan dengan dinas perumahan untuk membuat beberapa tower di wilayah zonasi yang telah disediakan,” papar Sutikno.
Program pembangunan 1.000 menara rusun merupakan program pemerintah untuk mengurangi kekurangan hunian (backlog) warga, khususnya di Jakarta. Sebelumnya, realisasinya sempat terhambat karena regulasi yang menyulitkan pihak pengembang.
Sutikno menjelaskan, konsistensi dari pemerintah diperlukan agar proyek ini dapat berjalan hingga tuntas. Mengingat masih banyak warga yang kekurangan hunian.
“Sebenarnya proyek ini akan berjalan kalau ada konsistensi dari pemerintah. Kalau sekarang kan gubernur DKI (Basuki Tjahaja Purnama) bisa kita lihat konsistensinya. Ya mudah-mudahan tidak terhambat lagi,” lanjut Sutikno.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.