Program kemudahan untuk mendapatkan izin tinggal dalam waktu tertentu atau visa emas tersebut diberikan pemerintah negara-negara maju macam Amerika Serikat, Inggris, dan Australia kepada investor asing yang membeli properti sejumlah minimal yang disyaratkan.
Dalam program ini, pemerintah negara tujuan menetapkan jumlah uang yang akan diinvestasikan di muka dan kemudian memberikan status penduduk tetap serta tunjangan lainnya bagi warga negara asing yang lulus kriteria.
Gelombang emigrasi orang kaya negeri Tirai Bambu tersebut semakin menguat dalam empat tahun terakhir. Banyak negara yang kemudian menerima imigran Tiongkok dan berharap investasi langsung mengalir deras sehingga berpengaruh terhadap revitalisasi ekonomi.
Pada pertengahan Desember ini contohnya. Ada banyak acara di Beijing yang menjelaskan skema emigrasi ke Amerika Serikat dan diadakan setiap pekan. Tempat acara tersebut sesak oleh hampir 100 peserta.
Seorang eksekutif perusahaan berusia 40 tahun yang menghadiri acara tersebut mengatakan, "Saya ingin menikmati hidup di luar negeri."
Program yang disebut sebagai "investasi imigran" sukses meraup sejumlah besar investasi. Tahun 2013 saja, jumlah warga negara Tiongkok yang memperoleh visa penduduk tetap Amerika Serikat sebanyak 6.895 orang, meningkat 19 kali lipat dari lima tahun yang lalu. Sementara jumlah investasi per orang tercatat mencapai Rp 10 miliar.
Selain di Amerika Serikat, orang Tiongkok juga mengincar Korea Selatan, Inggris, Spanyol, dan Yunani. Laporan Tahunan Migrasi International Tiongkok menyebutkan, 15 persen pembelian rumah di Spanyol dilakukan asing dengan orang Tiongkok sebagai mayoritas.
Sedangkan di Korea Selatan, orang Tiongkok mendominasi pembelian lahan dan properti yang meningkat 60 kali lipat dibanding empat tahun lalu. Akibatnya, warga setempat menjadi semakin cemas dan menyuarakan pendapat sistem kepemilikan asing harus dikaji ulang.