Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Perlu Ada Revolusi Perizinan Membangun Rumah"

Kompas.com - 19/11/2014, 19:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tengah berupaya untuk merumahkan pegawainya hingga tingkat kecamatan. Hal ini juga salah satu cara untuk membantu mengurangi kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan rumah (backlog).

Menurut Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Kemendagri, Agung Mulyana, salah satu strategi untuk mempercepat jalannya program ini, yaitu mengurangi bahkan menghilangkan biaya perizinan.

"Kita perlu buat revolusi perizinan. Seperti yang diminta presiden, semudah-mudahnya dan semurah-murahnya perizinan. Izin apa saja," ujar Agung di Jakarta, Rabu (19/11/2014).

Terkait rangkaian perizinan pembangunan rumah, Agung menuturkan, Kemendagri akan mengeluarkan instruksi agar semua gratis. Adapun rumah bagi PNS, khususnya golongan III ke bawah, akan disiapkan tipe 36.

"PNS tidak muluk-muluk. Tipe 36 izinnya saja sudah mahal. Maka rumah jadi tidak terjangkau," kata Agung.

Selain mahal, dia mengakui, proses perizinan memakan waktu yang lama. Agung menemukan adanya proses perizinan rumah yang hingga satu tahun pun tak kunjung keluar. Di sisi lain, ada juga yang mengurus izin kurang dari seminggu. Ketidakjelasan ini, kata Agus, harus dihilangkan.

"Kita perlu revolusi biayanya dan revolusi waktu penyelesaiannya. Biayanya jelas, lamanya jelas. Untuk yang berpendapatan rendah, biayanya nol," papar Agung.

Penyederhanaan izin, lanjut Agung, akan mengurangi beban backlog yang setiap tahun selalu bertambah.

Saat ini, untuk membangun rumah, masyarakat atau pengembang setidaknya harus melewati berbagai 28 jenis perizinan. Beberapa izin tersebut antara lain, proses surat-surat tanah, pelepasan hak, surat persetujuan desa, surat persetujuan warga, pengajuan proposal, izin mendirikan bangunan (IMB), serta izin membangun dari warga. Rangkaian perizinan ini bisa berbeda-beda di tiap daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harvest City Rilis Kawasan Ruko Dua Lantai Baru, Dibanderol Mulai Rp 690 Juta

Harvest City Rilis Kawasan Ruko Dua Lantai Baru, Dibanderol Mulai Rp 690 Juta

Berita
Ternyata, Lubang di Kursi Plastik Ada Fungsinya

Ternyata, Lubang di Kursi Plastik Ada Fungsinya

Umum
Harga Sewa Perkantoran di Jakarta Turun

Harga Sewa Perkantoran di Jakarta Turun

Berita
Tahun Ini, Jakarta Tambah Pasokan Kantor Baru Seluas 19 Hektar

Tahun Ini, Jakarta Tambah Pasokan Kantor Baru Seluas 19 Hektar

Berita
10 Juta Bambu Digunakan sebagai Matras Tol 'Atas Laut' Semarang-Demak

10 Juta Bambu Digunakan sebagai Matras Tol "Atas Laut" Semarang-Demak

Konstruksi
Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Eksterior
Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Berita
Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Perumahan
Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com