Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Lagi Konvoi Mobil Presiden di Transyogi Cibubur

Kompas.com - 02/11/2014, 07:35 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

CIBUBUR, KOMPAS.com — Selama sepuluh tahun, warga yang tinggal di koridor Transyogi Cibubur harus mengalah, memberi ruang untuk iring-iringan kendaraan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dan para pengawalnya. 

Selama itu pula, warga harus bersabar menghentikan kendaraan sekitar lima sampai 10 menit sampai rombongan kepresidenan melenggang menuju Jakarta. Setiap Senin pagi, Kamis, Jumat dan Sabtu sore, ritual penyetopan kendaraan yang melintasi Jalan Transyogi pasti terjadi. 

"Kadang Senin malam pun ada penyetopan, Mbak. Saya tidak tahu apakah itu Pak SBY atau hanya pengawalnya saja. Yang jelas konvoi mobil itu dari dan menuju Puri Cikeas," ujar Erni, warga perumahan Legenda Wisata kepada Kompas.com, Sabtu (1/11/2014). 

Kondisi lalu lintas Jalan Transyogi yang sudah macet, kata Erni, bertambah parah saat rombongan Presiden lewat. Sebagai warga, lanjut Erni, mau tak mau mereka mengalah meskipun ada keperluan darurat seperti mengantar anak ke dokter. 

Namun, setelah 20 Oktober lalu, penyetopan kendaraan tidak lagi sering terjadi. Kalaupun ada, hanya penyetopan rutin yang dilakukan petugas TNI AL dibantu kepolisian untuk memberikan kesempatan bagi kendaraan dinas dari Kompleks TNI AL Ciangsana untuk melintas.

Pantauan Kompas.com, hal itu terjadi di persimpangan Cikeas-Nagrak pada pagi hari sekitar pukul 05.00 hingga 05.30. 

Menurut pengamat perkotaan Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, kendati tak ada lagi iring-iringan kendaraan kepresidenan, Jalan Transyogi tetap saja macet. Kemacetan hampir tidak bisa diprediksi. Ini akibat pertumbuhan jumlah permukiman melampaui pertumbuhan akses dan kapasitas jalan sehingga daya dukung tidak lagi memadai.

"Betapa kerugian yang diderita warga Cibubur, Cikeas, Cileungsi, dan sekitarnya sangat besar. Sudahlah rugi waktu juga rugi biaya karena ongkos transportasi (bensin) yang dikeluarkan lebih tinggi akibat kemacetan ini," timpal Yayat.

Kondisi lalu lintas di koridor ini, imbuh Yayat, sudah tidak diprediksi. Tidak ada kepastian waktu untuk sampai di tempat tujuan. Tak mengherankan bila warga melabeli Jalan Transyogi ini sebagai "jalur neraka". 

"Salah satu cara yang harus segera dilakukan oleh pemerintah adalah menyegerakan pembangunan monorel dan mass rapid transit rute Cibubur-Cawang. Dengan beroperasinya moda ini, diharapkan dapat mengurangi keinginan warga untuk berkendara," tandas Yayat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Tips
Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Berita
Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Ritel
Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Berita
Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Berita
Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Berita
Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Berita
Durasi Perjalanan Tamu Asing di Jakarta Lebih Pendek

Durasi Perjalanan Tamu Asing di Jakarta Lebih Pendek

Hotel
Gebrakan Ara di Sektor Perumahan, Gratiskan BPHTB Dua Minggu Lagi

Gebrakan Ara di Sektor Perumahan, Gratiskan BPHTB Dua Minggu Lagi

Berita
Wisma Atlet Kemayoran Disulap Mirip Rusun Pasar Rumput, Renovasi Kelar Maret 2025

Wisma Atlet Kemayoran Disulap Mirip Rusun Pasar Rumput, Renovasi Kelar Maret 2025

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau