Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada 2018, Kawasan Teluk Defisit 1 Juta Rumah

Kompas.com - 27/10/2014, 14:46 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Pada 2018 mendatang, negara-negara yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council (GCC) diprediksi mengalami kekurangan rumah sebanyak 1 juta unit.

Hal tersebut dimungkinkan karena lonjakan permintaan yang berasal dari keluarga muda tidak disertai pasokan memadai.

Hasil riset Strategy&, menyebutkan pemerintahan negara-negara GCC perlu melakukan kebijakan yang lebih holistik dalam memenuhi kebutuhan perumahan di kawasan itu.

"Pemerintah harus mendorong pembangunan berkelanjutan, mempromosikan kemitraan publik-swasta, untuk menciptakan kebijakan properti serta memfasilitasi akses yang lebih besar dalam hal pembiayaan perumahan," tulis riset tersebut.

Saat ini, negara-negara GCC mengalami kekurangan perumahan, terutama untuk masyarakat  berpenghasilan rendah (MBR). Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap masalah itu, menurut Strategy&, adalah pertumbuhan penduduk lokal yang sangat pesat.

"Dari tahun 2000 hingga 2013, jumlah penduduk GCC meningkat lebih dari 67 persen. Sebelumnya hanya 29,4 juta menjadi lebih dari 49 juta, dan itu terus tumbuh 2 sampai 3 persen setiap tahun," ujar mitra kerja Strategy&, Samer Bohsali.

Sayangnya, ledakan penduduk tersebut tidak disertai peningkatan penyediaan lapangan kerja. Sehingga angka pengangguran juga membengkak. Mudah ditebak bila banyak penduduk kemudian tidak memiliki kemampuan untuk membeli atau bahkan menyewa rumah layak huni.

Selain ledakan penduduk, faktor lain yang memicu kekurangan rumah adalah, sulitnya pembeli potensial mengakses kredit pemilikan rumah (KPR). Ini terutama disebabkan oleh kurangnya kerangka hukum bagi bank untuk menawarkan pembiayaan tersebut atau karena persyaratan yang ketat membuat banyak pembeli potensial tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman.

Tak mengherankan bila negara GCC memiliki tingkat kepemilikan rumah jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara di kawasan lainnya. Hanya 35 persen rumah tangga Saudi memiliki rumah. Sementara di Uni Emirat Arab sekitar 48 persen.

Faktor lainnya adalah adalah perubahan besar dalam preferensi perumahan di wilayah tersebut. Masyarakat, terutama generasi muda, sekarang lebih menginginkan apartemen daripada rumah. Mereka beralasan karena keterjangkauan. Banyak warga muda negara GCC juga tertarik dengan standard hidup yang lebih tinggi yang tdiak mereka dapatkan di rumah tapak.

Terhadap fenomena ini, pemerintah GCC bukannya tidak berusaha untuk mengatasi kekurangan perumahan. Mereka bahkan telah menghabiskan miliaran dollar AS untuk megaproyek perumahan yang ditujukan bagi MBR. Namun, tanpa keberlanjutan dan desain program jangka panjang, ambisi merumahkan jutaan MBR, tak pernah terwujud.

"Mengingat besarnya kekuarangan rumah, dan upaya pemerintah GCC untuk mencapai tujuan sosial ekonomi lainnya, seperti mengurangi pengangguran dan menyapih warga dari ketergantungan mereka pada negara, pendekatan yang lebih baik untuk penyediaan perumahan sangat dibutuhkan," ujar mitra Strategy8, Ramy Sfeir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gelar Gathering, Springhill Palembang Residences Perkenalkan Hunian Bergaya Jepang

Gelar Gathering, Springhill Palembang Residences Perkenalkan Hunian Bergaya Jepang

Hunian
Gelar Customer Gathering, Botanica Springhill Residences Perkenalkan Rumah Contoh

Gelar Customer Gathering, Botanica Springhill Residences Perkenalkan Rumah Contoh

Hunian
Lampaui Target, 'Marketing Sales' Jababeka Capai Rp 3,19 triliun

Lampaui Target, "Marketing Sales" Jababeka Capai Rp 3,19 triliun

Berita
Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Berita
Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Berita
Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Berita
Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Berita
Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Ritel
Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Berita
Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Berita
Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Fasilitas
Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Tips
Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Berita
Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Perumahan
Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau