Data survei dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di AS menanyakan kepada para responden dengan pertanyaan: "Secara umum, seberapa puaskah Anda dengan hidup Anda?". Dari pertanyaan itu, para peneliti kemudian memasukkan data-data keturunan, pendidikan, status perkawinan, serta jumlah anggota keluarga dari para responden.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa orang lebih memedulikan kebahagiaannya sendiri, sehingga sebetulnya hanya faktor-faktor lain yang mungkin mendorong mereka untuk tetap tinggal di kota meskipun sebetulnya mereka tidak bahagia," kata peneliti UBC, Joshua Gottlieb, dalam laporannya.
Adapun kota-kota yang masuk dalam kategori "membahagiakan" adalah Richmond, diikuti kemudian oleh kawasan perkotaan Norfolk, Washington, Raleigh, serta Atlanta. Masyarakat New York tentu enggan mendengar kisah menyedihkan ini.
"Tak ada yang tidak bisa dilakukan di New York," kata Minker, yang bekerja di sebuah perusahaan di Brooklyn.
"Jika kebahagiaan adalah melakukan apa yang saya sukai ketika saya ingin melakukannya, New York harus menjadi tempat yang menyenangkan. Ada variasi dan keunikan pada setiap lingkungan yang saya kunjungi dan orang yang saya temui dan itu membuat saya senang untuk tinggal di sini," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.