Pengalaman Li, penduduk Beijing, bisa dijadikan contoh. Li yang hidup dan bekerja di Beijing sepanjang hidupnya itu memanfaatkan kondisi ini dengan perhitungan tepat.
Tahun lalu Li menjual satu-satunya apartemen berisi dua kamar tidur di Shuangjing, distrik Chaoyang, seharga 483.300 dollar AS atau sekitar Rp 5,5 miliar. Dengan bekal uang sebesar itu, perempuan tersebut memborong lima rumah di Houston, Texas, Amerika Serikat.
Li menyewakan setiap properti miliknya di Houston dengan tarif Rp 4,6 juta per bulan. Dia sendiri saat ini tinggal di apartemen sewa Beijing.
Berdasarkan hal itu, bila pendapatan sewa Li di AS dikurangi pengeluaran untuk membayar apartemen sewa di Beijing, maka dia mendulang pendapatan sekitar Rp 18,6 juta per bulan. Artinya, pendapatan Li setahun senilai Rp 186,6 juta.
Tentu saja, Li bukan satu-satunya orang asal China yang memborong hunian di AS. Pembeli dari China daratan, Hongkong dan Taiwan merupakan pembeli asing terbesar di negeri Paman Sam itu.
Menurut laporan National Association Realtors (NAR), mereka menguasai seperempat penjualan internasional properti AS. Untuk periode April 2013 hingga Maret 2014, pembelian properti dari China mencapai Rp 254,7 triliun. Hebatnya, 76 persen di antaranya dilakukan secara tunai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.