Fitur tersebut mulai diterapkan di hotel-hotel tertentu dengan klasifikasi mewah yang akan memastikan tamu tinggal lebih lama dalam kondisi keamanan dan kenyamanan terjamin sempurna.
Di hotel Alma, Barcelona, Spanyol, contohnya. Kunci kamar berupa kartu magnetik sudah tidak lagi diperlukan. Kamar-kamar di hotel ini baru bisa dibuka setelah tamu memindai sidik jarinya.
Sementara hotel Nine Zero di Boston, Amerika Serikat, selangkah lebih maju. Mereka memindai retina mata untuk mengidentifikasi para tamu. Siapa saja pengunjung yang retina matanya tidak sesuai dengan sistem pemindai, maka tidak diperkenankan masuk kamar.
Sedangkan di hotel 1000, Seattle, Amerika Serikat, telah lama menggunakan pemindai infra merah untuk memeriksa apakah tamu tersebut memang terdaftar dalam pemesanan hotel atau tidak. Melalui detektor, staf hotel juga akan menginformasikan ruangan kosong atau terisi tamu.
Beda lagi dengan hotel butik Halkin, London, Inggris. Di sini, tamu bisa mengontrol seluruh ruangan dengan layar sentuh melalui sebuah
panel yang tersedia pada setiap kamar. Panel ini dapat digunakan untuk memanggil layanan kamar atau mengontrol cahaya dan AC melalui sentuhan. Canggihnya teknologi juga merambah hotel Beaux Arts di Miami, Florida, AS. Tetamu bisa menggunakan tablet iPad untuk menghubungi layanan concierge setiap saat.Sistem-sistem sarat teknologi mutakhir tersebut di atas, memastikan para tamu yang tinggal di hotel mendapat jaminan keamanan, kenyamanan, dan privasi istimewa.
Sementara bagi Anda yang belum bersahabat dengan teknologi modern, tidak perlu khawatir. Pasalnya, masih banyak hotel yang mempercayai jasa butler tech atau pelayan hotel. Hotel-hotel mewah macam The Ritz-Carlton di New York, masih setia menggunakan layanan manual tersebut.