Pasalnya, berinvestasi apartemen saat ini lebih menguntungkan, karena tingkat kebutuhan sangat tinggi. Banyak karyawan ekspatriat dan juga komuter yang tinggal di Jakarta namun bekerja di kawasan-kawasan pinggiran yang membutuhkan hunian sementara.
Dengan harga yang kompetitif, apartemen menjadi pilihan utama ketimbang rumah tapak yang harganya sudah mencapai miliaran rupiah.
Direktur PT Graha Puji Propertindo, Toto Sasetyo Dwi Budi Listyanto, mengatakan hal tersebut kepada Kompas.com, Sabtu (21/6/2014).
Menurutnya, apartemen bisa dimiliki sekaligus menjadi aset investasi. Terlebih di area Cikarang yang sarat dengan kawasan industri. Perusahaan-perusahaan yang menempati kawasan-kawasan industri ini mempekerjakan ribuan karyawan. Merekalah pangsa pasar potensial yang akan mendorong aktivitas pasar sewa.
"Di pasar sewa Cikarang saat ini, aktivitas transaksi sudah menembus level Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta per unit untuk ukuran apartemen tipe studio. Tipe ini sangat diminati penyewa lokal, sedangkan apartemen dua kamar tidur diminati penyewa ekspatriat," kata Toto.
Hal senada dikemukakan Direktur PT Lippo Cikarang Tbk., Ju Kian Salim, ekspatriat adalah stimulan pasar paling besar yang mendorong pertumbuhan pembangunan apartemen di Cikarang. Selain pasar domestik.
Pertumbuhan juga terjadi pada harga jual. Saat perdana dilansir kepada publik tahun 2012 lalu, harganya dipatok Rp 350 juta per unit untuk tipe 33 meter persegi. Sekarang, harga sudah berada pada posisi Rp 450 juta per unit untuk tipe serupa.
Sementara pertumbuhan harga Green Palace Residence yang digarap PT Graha Puji Propertindo sudah mengalami pertumbuhan harga sebesar 29,4 persen. Sebelumnya, harga perdana dipatok pada angka Rp 190 juta, setahun kemudian menjadi Rp 246 juta per unit.
Bukan hal ganjil bila kemudian investor merajai pasokan apartemen di kawasan Cikarang. Menurut Toto, 70 persen pembeli apartemennya merupakan investor. Bahkan ada seorang investor yang membeli 100 unit untuk kemudian dijual dan disewakan kembali. Sedangkan investor lainnya membeli dalam jumlah tak kurang banyak, sekitar tigapuluhan unit.Demikian halnya yang terjadi pada apartemen Trivium Terrace. Menurut Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk., Meow Chong Loh, separuh pembeli apartemennya merupakan investor.
"Mereka kemudian berencana menjual dan menyewakan kembali kepada ekspatriat asal Jepang, Korea, Taiwan dan Tiongkok," ujarnya.
Dengan prospek pertumbuhan harga demikian tinggi, serta potensi pasar dengan ceruk besar yang berasal dari setidaknya empat kawasan industri besar, maka mudah dimafhumi jika apartemen-apartemen ini menggoda investor.
Jika dalam satu kawasan industri saja terdapat 700 perusahaan, dan masing-masing mempekerjakan 1.000 karyawan, maka potensi pasar yang terbentuk akan sebanyak 700.000 orang. Sementara di Cikarang, setidaknya terdapat empat kawasan industri besar yakni Jababeka, East Jakarta Industrial Park, dan Greenland International Industrial Park, dan Delta Silicon Industrial Park.
Silakan hitung potensi keuntungan yang dapat diraup!