Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris dalam Bahaya "Bubble"?

Kompas.com - 11/06/2014, 13:32 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Pertumbuhan properti tinggi tak hanya terjadi di negara-negara Asia Pasifik. Di Inggris, terutama kota London, harga rerata properti mencapai nilai fantastis yakni 2 juta poundsterling atau setara Rp 39,5 juta per meter persegi.

Kenaikan harga tersebut dinilai sangat mengkhawatirkan dan berpotensi mengalami gelembung (bubble). Kenaikan harga ini sudah menjalar ke luar kawasan London. Pasalnya, banyak masyarakat yang tak mampu membeli hunian di pusat kota, mengalihkan pembelian ke properti-properti di luar kota.

Menurut Kantor Statistik Nasional (Office for National Statistics/ONS), selama kurun empat bulan pertama 2014, harga rerata hunian di ibukota Inggris tersebut menanjak sebesar 17 persen. Hal ini dimungkinkan karena properti di kota London menjadi instrumen investasi.

Properti London adalah target utama bagi investasi asing. Beberapa investor bahkan memanfaatkan pasar untuk melindungi uang mereka dari masalah di dalam negeri, seperti krisis Ukraina atau krisis ekonomi Yunani.

"Banyak melihatnya sebagai peluang yang menguntungkan. Hal ini karena pertumbuhan harga properti tahunan terjadi sangat pesat, dengan tawaran pengembalian investasi yang cepat, dan signifikan," tulis laporan London Central Portfolio (LCP), sebuah perusahaan manajemen aset.

Riset LCP juga menyebutkan, dari 51 kawasan berkode pos utama di kota London, 22 di antaranya mengalami pertumbuhan harga lebih dari 10,64 persen. Kawasan Belgravia dengan kode pos SW1 7, SW1 8 dan SW1 9, mencatat harga rerata tertinggi yakni 4,4 juta poundsterling atau Rp 87 juta per meter persegi. Yang terendah adalah SW1V 3 dengan nilai 593.600 poundsterling atau Rp 11,7 juta per meter persegi atau tumbuh 8,24 persen.

"London adalah pusat keuangan, lengkap dengan fasilitas utama pendidikan. Sehingga wajar bila permintaan melebihi pasokan dan harga pun melesat secara konsisten di semua wilayah," tulis LCP.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau