Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Kritis, Apartemen di dalam Perumahan Mulai Dilirik!

Kompas.com - 22/05/2014, 11:35 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Defisit lahan kosong dengan harga selangit semakin intensif memicu pengembangan properti vertikal, khususnya apartemen. Pengembangan tersebut tak terkecuali untuk pembangunan apartemen di dalam kawasan perumahan.

Saat ini para pengembang yang masih memiliki cadangan lahan di kawasan perumahan yang mereka kembangkan memilih membangun apartemen ketimbang melansir klaster rumah tapak baru.

Associate Director Residential Sales Colliers International Indonesia, Aliviery Akbar, mengatakan bahwa saat harga lahan merangkak naik, biasanya pengembang akan menahan untuk membangun klaster baru. Mereka memilih melansir klaster premium atau membangun apartemen.

"Untuk saat ini, dengan kondisi harga lahan sudah semakin tinggi, baik di perumahan-perumahan kawasan Bintaro, Serpong, Bekasi, atau Bogor, membangun apartemen lebih layak bisnis daripada membangun rumah tapak. Pasalnya, apartemen memiliki intensitas bangunan masif dengan jumlah unit banyak, tapi hanya membutuhkan lahan lebih sedikit," papar Aliviery kepada Kompas.com, Rabu (21/5/2014).

Terlebih, lanjut dia, dengan koefisien lantai bangunan (KLB) tinggi, memungkinkan pengembang membangun apartemen dalam jumlah banyak dan setinggi mungkin dengan harga terjangkau.

"Ongkos produksi menjadi efisien, namun ekspektasi tingkat penjualan bisa maksimal," ujar Aliviery.

Dia mencontohkan, jika pengembang memiliki lahan 5.000 meter persegi di kawasan dengan ketentuan KLB 7, maka, jumlah unit yang bisa dibangun adalah sekitar 700 hingga 800 unit apartemen. Dengan patokan harga per unit rerata Rp 350 juta, maka estimasi volume penjualan akan mencapai Rp 262 miliar hingga Rp 300 miliar. Sementara itu, ongkos konstruksi hanya sekitar Rp 100 miliar sampai Rp 150 miliar untuk satu menara apartemen dengan spesifikasi biasa.

"Dengan patokan harga hanya Rp 300 jutaan, siapa yang tidak tertarik membeli, apalagi jika apartemen tersebut di kawasan 'mahal' seperti Bintaro, BSD City, Alam Sutera, Sentul City, atau Summarecon Bekasi. Bagi kalangan masyarakat yang ingin memiliki dan tinggal di perumahan-perumahan tersebut namun dananya terbatas, apartemen akan mereka pertimbangkan," kata Aliviery.

Itulah mengapa, apartemen-apartemen di dalam perumahan yang dipasarkan beberapa tahun terakhir, disambut antusias. Sebut saja Silkwood Residence di Alam Sutera, The Spring Lake di Summarecon Bekasi, Urbana di Lippo Village, dan Kubika Homy di BSD City, laku keras.

Tak hanya itu. The Spring Lake yang dikembangkan PT Summarecon Agung Tbk., bahkan terserap pasar hanya dalam satu hari. Sejumlah 2.334 unit dalam bangunan tiga menara apartemen terjual seluruhnya dengan volume transaksi lebih dari Rp 1 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau