Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PERBANKAN

Panangian: Akuisisi BTN adalah Langkah Mundur!

Kompas.com - 27/04/2014, 12:23 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar properti Panangian Simanungkalit mengatakan, bahwa langkah pemerintah mengakuisisi BTN melalui Bank Mandiri selain sebagai sebuah langkah mundur, juga merupakan langkah keliru. Panangian menilai, alasan pemerintah mengakuisisi BTN hanya bersifat prestise ketimbang alasan strategis.

Sejauh ini, BTN menangani hampir 99 persen fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan atau kredit untuk rumah murah dari pemerintah. Hal tersebut menunjukan pengalaman, infrastruktur dan sumber daya manusia di BTN sudah sangat fokus dan sangat ahli dibidang pembiayaan rumah murah.

"Tapi, di balik itu, harus kita akui, BTN punya masalah, yaitu modal dan sumber pendanaan yang terbatas. Ini tercermin dari tingginya tingkat loan to deposit ratio BTN yang mencapai 104 persen," kata Panangian di Jakarta, Minggu (27/4/2014).

Saat ini, dengan total aset mencapai Rp 131 triliun, modal BTN hanya sebesar Rp 11 triliun. Adapun total dana pihak ketiga BTN Rp 96 triliun. Dengan modal terbatas seperti itu, ruang gerak BTN memang tidak sebesar Bank Mandiri.

Berdasarkan data per 31 Dec 2013 lalu, dengan total aset sebesar Rp 733 triliun atau 6 kali lebih besar dari BTN, Mandiri memiliki modal 8 kali lipat dari BTN, yaitu Rp 82 triliun. Sementara itu, dana pihak ketiga Mandiri mencapai Rp 556 triliun.

"Alasan prestisenya, pemerintah ingin punya bank besar yang tujuannya untuk menghadapi persaingan pasar menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Kalau hanya dengan alasan seperti itu, lebih Mandiri mengakuisisi BNI daripada BTN. Karena, kalau BNI diakuisisi, Mandiri akan jauh menjadi lebih besar. Karena aset Bank BNI saat ini sudah Rp 387 triliun atau hampir 3 kali dari BTN," ujar Panangian.

Selain itu, lanjut Panangian, kedua bank tersebut akan menjadi lebih sinergis. Pasalnya, keduanya memiliki fokus tak jauh berbeda, yaitu sektor ritel dan korporasi.

"Sebaliknya, kalau akuisisi BTN itu benar-benar terjadi, maka tidak ada seorang pun bisa menjamin bahwa misi pembiayaan perumahan murah akan tetap terjaga dan berjalan dengan baik, paling tidak hingga tercapainya cita-cita agar setiap keluarga di Indonesia memiliki sebuah rumah yang layak," kata Panangian.

"Jangan lupakan sejarah. Tujuan mendirikan BTN tahun 1974 itu kan agar kita punya BUMN dengan fokus pembiayaan perumahan murah, jadi tidak semata-mata untuk mengejar untung, tetapi untuk menyediakan KPR bagi semua lapisan masyarakat terutama kelas menengah-bawah agar mampu membeli rumah murah," ujarnya.

Seperti diberitakan, tencana pemerintah mengambil alih PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) melalui PT Bank Mandiri Tbk (Mandiri), akhirnya ditunda. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (23/4/2014), mengimbau para menteri yang menangani rencana pengalihan saham pemerintah di BTN kepada Mandiri untuk menunda pembahasan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau