Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Rumah di Singapura "Jeblok"

Kompas.com - 15/04/2014, 13:47 WIB
Latief

Penulis

Sumber Bloomberg
KOMPAS.com - Penjualan rumah selama tiga bulan belakangan di Singapura turun ke level terendah. Harga perumahan swasta pada kuartal pertama mengalami penurunan terbesar dalam lima tahun.

Berdasarkan data dari Urban Redevelopment Authority (URA), Selasa (15/4/2014), penjualan rumah di Singapura turun 83 persen atau menjadi 480 unit pada Maret lalu. Angka itu lebih kecil dibandingkan data pada periode sama tahun lalu sebesar 2.793 unit. URA mencatat, penjualan turun 35 persen terhitung sejak Februari lalu.

Data yang juga dirilis oleh URA pada 1 April itu menunjukkan, pada kuartal pertama harga rumah di negara itu turun berturut-turut akibat kebijakan pengetatan. Pemerintah memperkenalkan langkah-langkah pinjaman pada Juni lalu untuk mengekang spekulasi harga di kota-kota lain di Asia Tenggara.

"Dengan pembatasan ini pembeli menjadi lebih sensitif terhadap harga dan lebih selektif," kata Nicholas Mak, Direktur Eksekutif di Kontultan Properti SLP International, Singapura.

Saat ini, di antara para pengembang yang mulai menjual proyek-proyeknya adalah Metallurgical Corp unit China MCC Land (Singapore) Pte, yang terjual sebanyak 76 dari 597 unit dipasarkan di perusahaan proyek Santorini di bagian timur pulau.

Pada Juni lalu, Otoritas Moneter Singapura mengatakan, bahwa kredit rumah seharusnya tidak menyebabkan rasio total utang melayani peminjam naik atau melesat di atas 60 persen. Berdasarkan data Bloomberg, pertumbuhan KPR sebesar 8,4 persen pada Februari dianggap sebagai peningkatan paling lambat sejak Juli 2007.

Di sisi lain, sebuah fakta berdasarkan temuan Knight Frank LLP mencatat, Singapura masih merupakan kota paling mahal untuk membeli sebuah rumah mewah di Asia setelah Hong Kong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com