Ketua DPD REI Sumatera Selatan, Ali Sya'ban, mengutarakan hal tersebut saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/4/2014).
"Tahun lalu saja yang merupakan puncak properti, kami hanya mampu merealisasikan 6.000 unit atau anjlok 20-30 persen. Kondisi tahun ini, kami perkirakan bakal lebih parah, karena ada faktor tahun politik (Pemilihan Umum, red). Pemilu menjadi penghalang para pengembang memproduksi rumah subsidi," ujar Ali.
Selain itu, lanjut Ali, harga tanah yang sudah melejit ke kisaran angka Rp 75.000 hingga Rp 150.000 per meter persegi, ikut menghambat pembangunan rumah subsidi. Para pelaku industri rumah murah untuk PNS dan masyarakat berpendapatan rendah (MBR) kesulitan untuk mendapatkan lahan.
"Kalaupun dapat, luasnya tidak seberapa. Kami pasti merugi jika harus menjual rumah dengan harga Rp 88 juta per unit. Modal kami habis untuk mengakuisisi lahan, sementara ongkos konstruksi juga meningkat 5 sampai 10 persen per meter persegi sejak 2013 lalu. Dengan kondisi demikian, kami tak mungkin lagi menjual dengan harga lama," tandas Ali.
Oleh karena itu, tambahnya, para pengembang sangat berharap Pemerintah segera memutuskan harga baru rumah subsidi. Khusus untuk wilayah Sumatera Selatan berkisar antara Rp 105 juta-Rp 108 juta per unit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.