Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juri "Venice Architecture Biennale 2012" Dikritik via Facebook

Kompas.com - 23/03/2014, 15:15 WIB
Tabita Diela

Penulis

Sumber Dezeen

KOMPAS.com - Direktur Zaha Hadid Architects, Patrik Schumacher, secara tegas menyatakan bahwa arsitektur bukan seni, meski bentuk (form) adalah kontribusi spesifik para arsitek bagi evolusi masyarakat dunia. Hal ini dia sampaikan dalam laman Facebook-nya, Selasa (18/3/2014) lalu terkait Venice Architecture Biennale 2012.

Dikutip dari Dezeen, komentar ini merupakan "serangan" sang arsitek bagi juri Venice Architecture Biennale 2012. Secara gamblang sang arsitek membuka ungkapannya dengan kalimat,"STOP political correctness in architecture. But also: STOP confusing architecture and art."

Dia kemudian menjabarkan satu demi satu maksud ujarannya. Schumacher memulai dengan menyatakan, bahwa para arsitek bertugas pada bentuk lingkungan yang dibangunnya, bukan isi di dalamnya.

Secara umum, Schumacher seolah ingin agar para arsitek jangan terpaku pada suara hati nurani yang salah. Ia lalu memasung eksplorasinya hanya karena karyanya itu tak menguntungkan kaum miskin secara langsung.

"Sayangnya semua penghargaan yang diberikan dalam biennale arsitektur terakhir dimotivasi oleh kebenaran politik sesat. Stop political correctness dalam arsitektur! Arsitektur bukan disiplin l’art pour l’art. Arsitektur bukan seni, meski bentuk adalah kontribusi spesifik kami untuk evolusi masyaraka dunia," ujarnya. Menurut Schumacher, kita semua harus mengerti bagaimana bentuk-bentuk baru mampu membuat perbedaan bagi kemajuan peradaban dunia.

Dezeen mencatat, komentar Schumacher ini dibuat hanya seminggu setelah arsitek Rem Koolhaas mempublikasikan rencananya bagi Venice Biennale tahun ini. Menurut Koolhaas, alih-alih menekankan para proyek arsitektur kontemporer, acara tahun ini akan berfokus pada penampilan penelitian dan sejarah arsitektur.

Isi pernyataan kontroversial sang arsitek itu bisa disimak dalam akun Facebook-nya dengan nama, Patrik Schumacher.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Dezeen
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com