Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arsitek Jepang Kembalikan Identitas Kota di Perancis

Kompas.com - 13/03/2014, 15:17 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Kreativitas dan imajinasi bagi seorang arsitek sangat penting dalam menghasilkan sebuah karya yang berbeda. Dua hal tersebut membuat sang arsitek dipandang dan mendapat pengakuan atas karyanya. 

Demikian pula karya yang dihasilkan arsitek Jepang, Sou Fujimoto. Rancangannya terbaru sangat menarik perhatian dan diakui pemerintah Montpellier, Perancis, sebagai prototipe arsitektur berkelanjutan. Ia mendesain sebuah menara multifungsi di wilayah selatan Perancis. Menara ini terinspirasi dari struktur sebuah pohon.

www.designboom.com Fujimoto menciptakan struktur 17 lantai yang disebut sebagai Pohon Putih (white tree). Dari jauh, bangunan ini akan terlihat melengkung dan sangat menonjol di antara gedung-gedung lainnya.
Fujimoto menciptakan struktur 17 lantai yang disebut sebagai Pohon Putih (white tree). Dari jauh, bangunan ini akan terlihat melengkung dan sangat menonjol di antara gedung-gedung lainnya. Tak satu pun keberatan dengan kehadiran struktur dengan balkon yang mirip daun, ranting, dan batang berantakan ibarat tertiup angin tersebut.

Karya Fujimoto ini tampil ke permukaan setelah melalui rangkaian kompetisi yang digelar Pemerintah Montpellier untuk merevitalisasi kawasan hunian Folies menjadi lebih modern sebagai inisiatif arsitektur berkelanjutan. Inisiatif ini disebut sebagai Folies Abad 21.

www.designboom.com Di dalam struktur yang rencananya beroperasi pada 2017 tersebut terdapat unit-unit griya tawang, restoran di lantai dasar, galeri seni, dan kantor di samping apartemen.
Pada abad 18, folies merupakan kawasan hunian mewah dan elite milik para bangsawan dan kerajaan. Menurut Montpellier Tourist Office, nama folies berasal dari kata Perancis, "feuille", yang berarti daun. Nama ini sesuai dengan kondisi sekitar yang dikelilingi taman dan pohon yang rimbun.

Revitalisasi Folies dilakukan untuk tujuan mengembalikan identitas kota Montpeiller. Itulah mengapa karya Fujimoto ini lekat dengan folies asli. Di dalam struktur yang rencananya beroperasi pada 2017 tersebut terdapat bar griya tawang, restoran di lantai dasar, galeri seni, dan kantor di samping apartemen. Setiap unit apartemen memiliki balkon yang terbuka lebar. Desain balkon seperti ini dimaksudkan untuk mendorong penghuni agar dapat berjemur di bawah sinar mentari.

www.designboom.com Uniknya, folies versi modern tersebut tidak memiliki denah baku. Sebaliknya, Fujimoto membebaskan penghuni untuk memilih sejumlah serangkaian modular interior yang ditawarkan atau sering disebut arsitektur bebas pilihan.
Uniknya, folies versi modern tersebut tidak memiliki denah baku. Sebaliknya, Fujimoto membebaskan penghuni untuk memilih sejumlah serangkaian modular interior yang ditawarkan atau sering disebut arsitektur bebas pilihan. Free-choice architecture ini memungkinkan penghuni memilih sendiri floorplan-nya berikut fitur-fitur opsional lainnya.

Kendati imej folies merupakan hunian mewah, namun rancangan baru Fujimoto justru jauh dari kesan eksklusif. Bahkan sangat menarik bagi siapa pun yang bertandang atau bermalam di Montpeiller untuk menikmati "ruang publik visual" dengan fasad yang menonjol tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau