Beruntung, sang teman ingin pindah ke New York dan memercayakan rumahnya pada Mary. Penasaran bagaimana sang desainer memutuskan isi kantornya?
Berikut ini sepak terjang Mary mengubah tampilan kantornya.
Deanna Kizis dari Domino.com mengungkapkan, sang desainer mengambil pendekatan gaya glamor Hollywood untuk kantornya. Ada beberapa hal yang digarisbawahi oleh Kizis. Pertama, Mary secara khusus memilih sendiri bahan-bahan pembuat gorden, pelapis sofa, dan bantal-bantalnya. Kedua, ia berhasil menggunakan barang-barang sederhana untuk menghasilkan efek luar biasa. Ketiga, pemilihan setiap hiasan di dalamnya dilakukan dengan sangat hati-hati.
Secara garis besar, kantor milik Mary menggunakan kelompok warna yang lembut dan terkesan "manis". Masuk ke dalam rumah mungil tersebut, Anda akan disambut dengan lantai kayu berwarna gelap dan dinding putih. Ketika melangkah ke kantornya, Anda akan melihat lantai kantor dilapisi dengan karpet berwarna coklat muda. Sementara, dindingnya dilapisi dengan nuansa warna putih dan biru.
Dinding di belakang meja kerja dihias dengan menggunakan lukisan pohon. Dinding tersebut kemudian ditutup kembali dengan gambar-gambar berpigura yang diambil dari majalah dan buku. Dinding lain di sudut kantornya dihias dengan pola garis-garis tebal berwarna biru dan putih.
Warna biru muda, atau yang disebut dengan powder-blue, perak, dan putih mampu memberikan citra feminim. Namun, dia memberikan detail yang tegas untuk menetralisir kesan tersebut, misalnya dengan pengaturan barang-barang simetris. Permukaan meja kerjanya dihias dengan dua lampu meja, beberapa vas, dan bunga segar. Cara ini membuat kantor tersebut tetap tampak canggih, meski lekat dengan kesan "manis".
Selain memilih warna dinding dan pelapis furnitur yang lembut, Mary McDonald juga secara khusus memilih hiasan-hiasan di dalamnya. Memasukkan beberapa hiasan yang tidak terduga, seperti lampu meja bergagang koral tiruan berwarna merah menyala.