Kepala Pelaksana Sekretariat Tetap Bapertarum-PNS Heroe Soelistiawan mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan diri untuk mengelola Tapera. Bapertarum kelak disiapkan menjadi Tapera.
"Kalau saya tidak salah, Bapertarum akan jadi cikap bakar Tapera. Saya mempersiapkan Bapertarum agar bisa mengantisipasi amanah," ujarnya.
Saat ini, Bapertarum-PNS hanya memiliki dua server yang ada di Kemenpera untuk mengantisipasi akses dari sekitar 4,2 juta PNS aktif. Heroe bersikeras, pihaknya akan secara besar-besaran mengubah sistem hingga membuat Bapertarum ibarat "bank mini". Pasalnya, tanggung jawab Bapertarum jika dipercaya mengelola Tapera akan lebih besar.
"Tapera atau sistem tabungan yang baru akan menarik sejumlah uang dari penghasilan PNS berdasarkan persentase. Sistem ini lebih rumit," kata Heroe.
Sementara itu, peresmian layanan baru ini dilakukan oleh Sesmen Kementerian Perumahan Rakyat Rildo Anwar yang mewakilkan Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz selaku Ketua Harian Bapertarum-PNS. Dalam sambutannya, Rildo sempat mengungkapkan bahwa pemotongan penghasilan PNS untuk Taperum-PNS jumlahnya tidak signifikan. Berbeda halnya jika pemotongan berjumlah 2,5 persen dari penghasilan. Rildo mencontohkan, dia bekerja selama 28 tahun sebagai pegawai negeri dan kini baru mengumpulkan sekitar Rp 2 jutaan.
Sebagai catatan, Taperum-PNS didapat dari iuran PNS dengan jumlah Rp3.000 setiap bulan untuk PNS Golongan I, Rp5.000 PNS Golongan II, Rp7.000 PNS Golongan III, dan Rp10.000 untuk PNS Golongan IV.
Persiapan Tapera
Fasilitas baru yang disediakan oleh Bapertarum-PNS ini sebenarnya masih belum dikembangkan dengan sempurna. Menurut Heroe, Bapertarum akan menjadi cikal bakal Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) di masa mendatang.
"Nantinya, tentu perlu ada persiapan yang lebih matang untuk menjawab kebutuhan bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya pegawai negeri," ujar Heroe.
Menurut dia, jumlah PNS yang aktif memanfaatkan Bapertarum-PNS mencapai 4,2 juta orang. Tanpa sistem baru tersebut, informasi bagi para pegawai negeri tersebut seringkali terlambat.
"PNS ini kan jutaan, instansinya juga banyak. Sekarang yang aktif 4.200.000 sekian orang. Jadi, bisa dibayangkan, yang di daerah itu jadi sering terlambat. Kadang-kadang, informasi telat dua bulan atau tiga bulan. Ada orang sudah naik pangkat, naik golongan, kita tidak tahu. Ini harus di-update segera," kata Heroe.
"Harus aware terhadap datanya, apalagi kalau nanti bicara tentang Tapera. Tapera itu duitnya kan 2,5 persen. Di dalam konteks individual kita seperti ini, kita tampilkan transparan uangnya, datanya," tambahnya.
Menurut Heroe, Bapertarum-PNS akan mengemban tanggung jawab lebih besar ketika menghadapi Tapera. Untuk itu, ia ingin membuat Bapertarum di-upgrade seperti bank.
"Tapi kontennya lebih sederhana. Saya mau bawa konsep perbankan, ada modul saving, loan, MIS, GL, tapi tidak perlu ada treasuring. Nanti, Tapera atau tabungan yang baru akan diambil secara persentase dari gaji. Sistemnya lebih complicated dansedang kami persiapkan," tandas Heroe.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.