Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada... Saat Banjir, Satu Kampung Bisa Tersengat Listrik!

Kompas.com - 24/12/2013, 11:12 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Di Indonesia, datangnya musim hujan kerap diasosiasikan dengan datangnya musim bencana. Debit air yang begitu besar tidak diimbangi dengan tindakan pencegahan memadai. Hasilnya, banjir dan longsor pun terjadi.

Tidak berhenti sampai di situ. Banjir misalnya, juga kerap membawa berbagai bahaya lainnya, salah satunya bahaya tersengat listrik (Baca: Awas... Bahaya Kebakaran Mengintai Anda!).

Air adalah penghantar listrik yang baik, begitu pula tubuh manusia. Ketika terpapar air dan aliran listrik, tentu seseorang mudah tersengat listrik hingga meninggal.
 
Riyanto Mashan, Country President PT Schneider Electric Indonesia, sempat mengingatkan musibah banjir besar di Thailand. Bukan soal banjirnya, tapi bahaya sengatan listrik yang ia khawatirkan.

"Saat banjir besar di Thailand itu, ada di satu kampung lima ratus orang tewas tersengat listrik karena listrik di kampung itu belum dimatikan oleh petugas PLN-nya. Itulah bahaya listrik yang sebenarnya," ujar kata Riyanto.

Sebenarnya, menurut Riyanto, hal tersebut bisa diantisipasi jauh-jauh hari. Caranya, lanjut dia, dengan memastikan aliran listrik sudah padam ketika listrik berpotensi melakukan kontak dengan konduktor.

"Tujuannya, agar tidak terkena kontak dengan manusia," kata Riyanto.

Namun, ada cara lain lebih efektif, yaitu dengan memasang proteksi ELCB di setiap rumah. ELCB ini akan mendampingi MCB.

"Pemasangan ELCB sangat dianjurkan, khususnya di lokasi-lokasi lembab," tuturnya.

Tidak menyebabkan kematian

Berbeda dengan MCB atau Miniature Circuit Breaker yang berfungsi mencegah arus pendek, ELCB atau Earth Leakage Circuit Breaker berfungsi mengamankan manusia dari "arus bocor" atau kebocoran arus. Dengan mudahnya, ELCB akan memberikan pengaman agar manusia tidak tersetrum hingga tewas.

"Listrik bisa dikatakan bocor jika ada yang menghantarkannya keluar dari jaringan. Pertama, bisa lewat kontak langsung dengan manusia. Kedua, karena ada penghantar lain, seperti air," kata Riyanto.

Ketiga, lanjut dia, karena ada kerusakan pada sistem perlistrikan. Misalnya, lanjut Riyanto, ada robekan atau gigitan tikus pada kabel.

"ELCB akan secara otomatis memutuskan hubungan listrik ketika menyengat manusia pada arus 30mA," papar Riyanto.

Riyanto mengatakan, pada arus berkekuatan 30mA, manusia yang terekspos tegangan ini memang akan sesak napas. Namun, hal itu tidak akan menyebabkan kematian. Sementara, pada arus 1A, jantung manusia dapat berhenti berdetak.

"Di sinilah peran ELCB. Alat ini secara otomatis mampu memutus aliran listrik jika terkena manusia pada arus berkekuatan 30mA. Manusia tidak akan meninggal. Jadi, Anda tidak perlu lagi khawatir di kala banjir," kata Riyanto.
 
Untuk pemasangannya, lanjut Riyanto, Anda bisa meminta ahli listrik memasang ELCB, meski bukan rumah baru. Namun, kemungkinan besar Anda akan menghadapi masalah dalam proses pemasangannya.

"Jika berkali-kali listrik 'turun' dalam proses pengecekan saat pemasangan ELCB, kemungkinan besar sistem listrik eksisting di rumah Anda bermasalah. Mungkin, kabel Anda sudah tidak lagi dalam kondisi prima," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau