Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Kaya Kalau Tidak Punya Rumah di sini?

Kompas.com - 16/12/2013, 18:21 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Selain tenar sebagai kawasan perdagangan, Kota Tangerang juga merupakan sentra industri manufaktur. Ada 1.000 perusahaan yang beroperasi di wilayah ini. Dengan asumsi satu perusahaan memiliki 500 karyawan, maka terdapat 500.000 ribu orang yang membutuhkan hunian. Belum lagi mereka yang bekerja di Jakarta (komuter). 

Hunian memang merupakan salah satu fokus pembangunan Pemerintah Kota Tangerang selain pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan serta kesejahteraan masyarakat. Karakteristik wilayah kota ini secara alami terpengaruh oleh situasi dari kondisi dinamis kehidupan sosial ekonomi Provinsi DKI Jakarta. Hal ini dimungkinkan karena kuatnya korelasi faktornya kependudukan, faktor perkembangan industri dan perdagangan serta kehidupan sosial masyarakat di antara wilayah Kota Tangerang dan Provinsi DKI Jakarta.

Tak mengherankan, arah kebijakan umum yang bersifat strategis lebih terfokus pada peningkatan sarana dan prasarana fisik yang dapat memperlancar roda perekonomian, peningkatan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kota ini. Pada gilirannya, kualitas SDM ini dapat memenuhi kebutuhan industrialisasi dan perdagangan yang semakin berkembang.

Dalam kaitan dengan hal itu, peran pembangunan hunian menjadi vital di tengah dinamika pertumbuhan kota. Namun, bagaimana kemudian Kota Tangerang dapat menyediakan hunian yang layak dan terjangkau, sekaligus menstimulasi pembangunan masyarakat atau community development?

PT Modernland Realty Tbk sebagai salah satu pelaku industri dan bisnis hunian di kawasan ini memandang bahwa Kota Tangerang membutuhkan konsep pengembangan kawasan terpadu yang mengintegrasikan fungsi-fungsi hunian bersama pusat aktivitas keseharian seperti pendidikan, olahraga, hiburan, kuliner, bisnis, perdagangan dan jasa.

Menurut Direktur Marketing Modernland Realty, Andy K Nathanael, rekayasa pengembangan kawasan terpadu sangat penting untuk membawa wajah kota menjadi lebih rapi, teratur dan terancang dengan baik. 

"Karena kota yang dirancang dengan tata ruang yang baik serta memperhatikan berbagai unsur kelengkapan dan ekologinya selain mengubah juga memengaruhi tataran ruang-ruang mikro di sekitarnya," jelas Andy kepada Kompas.com di Jakartapekan lalu.

Kota Modern yang dikembangkan Modernland Realty, ujar Andy, mengindahkan kaidah konsep tata ruang terpadu. Di sini ada hunian, pusat aktivitas bisnis, komersial, perdagangan, pendidikan, olahraga dan bahkan hiburan.

Kota Modern dirancang sebagai perumahan skala besar dengan kualitas infrastruktur dan sarana yang mendukung penghuninya. Jalan utama dibuat lebar dengan Right Of Way (ROW) 24 meter, jalan lingkungannya juga tak kalah lebar dengan kualitas fisik memadai. Ruang terbuka hijau berupa taman utama dan taman lingkungannya di setiap kluster juga mendapatkan porsi khusus.

Tak heran, Kota Modern tampil sebagai perumahan dengan imaji istimewa di benak masyarakat Kota Tangerang, terutama kalangan elite dan kelas atas. Bahkan, muncul anggapan yang sempat populer, bahwa belum disebut orang kaya bila tidak memiliki hunian di Kota Modern.

Sekadar informasi, harga rumah aktual di perumahan ini senilai Rp 1,5 miliar hingga Rp 6 miliar dengan luas bangunan sekitar 68 hingga 200 meter persegi. Sedangkan harga lahannya sudah bertengger di angka Rp 6 juta-Rp 8 juta per meter persegi di kluster-kluster biasa dan Rp 12 juta per meter persegi untuk kavling menghadap padang golf. Profil pembeli unit-unit rumah di sini mayoritas adalah para pedagang dan penyedia jasa beretnis Tionghoa yang memiliki kekayaan di atas rata-rata.

"Mereka saling bersaing membeli satu atau dua atau lebih untuk dirinya, anak-anaknya atau keluarganya. Selain etnis Tionghoa berprofesi pedagang, elemen masyarakat lain seperti pejabat Pemerintah kota dan juga profesional adalah konsumen Kota Modern. Sehingga komunitas yang terbentuk di sini adalah kalangan atas dengan latar belakang berbeda," ujar Andy.

Sinergi kawasan

Kota Modern memproduksi 500-700 unit per tahun. Jumlah yang sama juga dipasok pengembang lainnya yakni Lippo Karawaci, yang membangun Lippo Village dengan luas kawasan sekitar 1.500 hektar.

Saat ini perumahan-perumahan skala besar tersebut memang menjadi pemasok hunian dengan kontribusi mayoritas ketimbang perumahan yang dikembangkan Pemerintah. Hanya, harganya yang tinggi membuat tidak semua masyarakat dapat mengaksesnya.

Oleh karena itu, sebagai bentuk sinergis antara pengembangan kawasan dengan lingkungannya sekitar, para pengembang kemudian menyediakan hunian dengan harga terjangkau berkonsep vertikal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau