Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Terbaru, Waktu Luang dan Hidup Seimbang itu Mewah!

Kompas.com - 26/10/2013, 12:28 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber visa
SINGAPURA, KOMPAS.com - Sebuah studi yang dilakukan TNS Singapura bekerjasama dengan Visa, menghasilkan definisi baru tentang kemewahan di abad 21 dari kebiasaan berbelanja, prioritas hidup dan persepsi mereka akan kemewahan.

Studi tersebut bernama Visa Affluent Study 2013, dilakukan antara November 2012 dan Januari 2013. Melibatkan 4.846 responden pemegang kartu kredit berusia 18-55 tahun. Responden yang disurvei berasal dari pasar kawasan Asia Pasifik, termasuk Australia, China, Hongkong, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Rusia, Singapura dan Uni Emirat Arab.

Pada masing-masing 10 pasar, kecuali untuk Uni Emirat Arab, 500 wawancara dilakukan secara online dengan kuota perwakilan jenis kelamin, usia dan pendapatan.

Definisi baru tentang kemewahan tersebut adalah bahwa sebuah tempat modern dan makmur memungkinkan warganya bisa lebih memprioritaskan waktu luang yang cukup untuk mendapatkan keseimbangan kehidupan.

Korelasi antara waktu luang dan kemewahan sangat tinggi di seluruh wilayah, rata-rata 75 persen responden setuju dengan pernyataan itu. Sentimen ini terungkap di Singapura (81 persen) serta negara-negara maju, seperti Australia (86 persen), dan Jepang (80 persen). Ini juga berlaku  bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia (85 persen) dan India (77 persen).

Di Singapura, sejumlah 54 persen responden masih mempertimbangkan memiliki merek terbaik adalah sebuah kemewahan, sementara secara regional rerata mencapai 53 persen.

Hampir semua responden (93 persen) menganggap kondisi yang tetap fit dan sehat sebagai hal penting dalam hidup mereka. Pernyataan ini terbanyak datang dari Indonesia diikuti oleh Jepang dan China. Prioritas utama lain termasuk memiliki lebih banyak 'me time' dan waktu untuk keluarga mereka (88 persen) serta meningkatkan pendapatan pribadi mereka (84 persen).

Visa Country Manager untuk Singapura dan Brunei, Ooi Huey Tyng, mengatakan, salah satu hasil paling menarik dan mengejutkan dari studi ini adalah sebuah keadaan kontras antara pendapat umum di Singapura sebagai persepsi makmur yang mewah, dengan "mewah" sebenarnya.

"Dalam gaya hidup kita yang semakin serba cepat dan kosmopolitan, mencari kemewahan di luar material dan sekarang berbalik ke hal-hal yang lebih spiritual merupakan prioritas. Bahwa uang tidak bisa membeli apapun, termasuk waktu luang, kesehatan yang lebih baik dan kebugaran," ujarnya.

Secara keseluruhan, responden memberikan prioritas yang besar pada pencapaian profesional dan pribadi untuk kehidupan yang seimbang, dengan lebih dari rata-rata 84 persen. Indonesia menempatkan pendapat ini paling tinggi 96 persen, sementara China dan India masing-masing  90 persen dan 89 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau