Sebenarnya, rumah yang semula digunakan sebagai sekolah bernama Potter School ini tampak megah dan cantik dengan arsitekturnya yang khas. Namun, rumah yang kini sudah menjadi rumah pribadi tersebut dikabarkan juga "dihuni" oleh hantu.
Seperti dikutip dalam Huffington Post dan California Home & Design, Leah Taylor, pemilik rumah berhantu tersebut menceritakan cerita-cerita menyeramkan yang pernah terjadi di dalamnya. Sekitar 140 tahun lalu, rumah yang kini bernama Potter School House itu berisi ingar-bingar kegiatan belajar dan mengajar di lantai pertama. Sementara lantai kedua rumah ini digunakan sebagai pusat kegiatan komunitas kota.
Sayangnya, ingar-bingar itu berhenti ketika kegiatan industri mulai terhenti, dan penduduk kota ini pergi meninggalkannya pada 1961. Sekolah ini pun ditinggalkan begitu saja. Barulah, pada 1962, Alfred Hitchcock memanfaatkan rumah tersebut sebagai lokasi pengambilan gambar film.
Sosok perempuan
Tampilan rumah ini begitu klasik dan elegan. Dari luar, rumah ini tampak anggun dengan nuansa warna putih dan sedikit aksen biru tua. Bagian dalamnya lebih elegan dan dipenuhi dengan warna coklan dan krem. Selain itu, lantai dan plafon kayu membuatnya terasa hangat, meski masing-masing ruang berukuran sangat besar.
Kini, ruangan tersebut menggunakan pencahayaan yang cukup modern, sofa-sofa nyaman berukuran besar, lengkap dengan bantal-bantal besar, serta memiliki rak buku berukuran juga cukup besar. Keluarga Taylor bahkan menemukan sebuah piano tua.
Suatu hari, menurut cerita Leah Taylor, pada Minggu pagi, seluruh keluarga Taylor tidur bersama di ruang besar. Tiba-tiba, mereka semua mendengar ada orang berteriak, "Ini Minggu pagi!"
Sejak saat itu, keluarga ini sering mendengar suara-suara yang tidak jelas asal-usulnya.
"Kadang-kadang ada suara gaduh pesta, dan riuh orang berbicara dengan sangat jelas bersamaan. Lain waktu, ada pula suara anak-anak tertawa, atau suara langkah kaki," tuturnya.
Rumah ini memiliki jendela-jendela berukuran besar yang mampu menyelinapkan sinar matahari hangat ke dalamnya. Sinar ini tampak cantik terpantul permukaan lantai kayu dan berbagai furnitur kayu.
Namun, Leah Taylor kemudian mengaku bahwa dia juga pernah melihat sosok anak perempuan kecil melayang tiga kaki di atas lantai. Dia memiliki rambut sepanjang bahu dan aura putih. Bahkan, dengan kenyataan seperti ini pun tidak ada satu anggota keluarga Taylor pun yang berniat pindah.
"Hal ini tidak pernah mengganggu saya, dan saya juga tidak berpikir bahwa hal tersebut mengganggu orang tua saya. Saya suka tinggal di sini, saya tidak percaya ada tempat seperti ini lagi," katanya.