Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Pencakar Langit Biasa, Ini "Galactic Heights"!

Kompas.com - 20/09/2013, 10:33 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber CTBUH, BBC
PHOENIX, KOMPAS.com - Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah cara manusia menguak enigma semesta raya. Kedua hal tersebut menjadi dasar karya penulis fiksi ilmiah Neal Stephenson. Rancangan arsitekturnya yang menggemparkan dunia arsitektur global, juga berawal dari eksplorasi mendalamnya tentang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Neal telah menciptakan kreasi spektakuler berupa pencakar langit yang menjulang melewati batas ketinggian penerbangan komersial. Bangunan tersebut menantang angkasa setinggi 12,4 mil atau 20 kilometer. Tak heran, bangunan ini dijuluki galactic heights danpada akhirnyamenjungkalkan karya arsitektur fenomenal sekaligus monumental megatall Burj Khalifa Dubai (830 meter) dan Mount Everest (8,8 kilometer).

Proyek ini merupakan sebuah kolaborasi naskah rahasia (hieroglyph) di Arizona State University Center for Science and Imagination. Dari gedung ini, obyek apapun seakan mudah dilontarkan ke luar angkasa.

"Pada akhirnya, semua hal tentang angin. Dalam lingkungan tak berangin, membuat struktur yang tinggi hampir merupakan hal sepele. Tapi, ketika Anda membangun sesuatu yang akan  melalui dan bahkan terkena arus (pesawat) jet dari waktu ke waktu, maka itu menjadi teramat sulit," papar Neal.

Neal bekerja dengan Profesor Keith Hjelmstad, seorang insinyur sipil di perguruan tinggi tersebut, untuk mengembangkan proposal proyek ini.

Semudah apapun membangun sebuah struktur, namun, mencuat pertanyaan menggelitik, seberapa tinggi sebuah struktur dapat dibangun?

Neal belajar fisika sebelum menjadi penulis. Tak heran bila semua karyanya bertumpu pada perpaduan menarik antara ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua hal tersebut merupakan kekuatan karyanya.

Tulisan-tulisan fiksinya mengeksplorasi kriptologi, retasan komputer, realitas virtual, permainan video dan ekonomi. Sementara esainya mencakup penyelidikan epik bagaimana internet bekerja dan studi industri roket.

Boleh dibilang, ide proyek pencakar langit ini sangat inovatif. Rencana awalnya adalah membuat desain yang berbasis baja agar terkesan futuristik. Akan tetapi, skala (ukuran bangunan) menjadi masalah besar yang disebabkan oleh angin sehingga Neal dan sang profesor menghentikan sementara dan memeriksa kembali seluruh perangkat rancangan dan tim yang terlibat.

Sejatinya, jika proyek "gila" ini terealisasi, maka Neal akan menemani proyek inovatif lainnya di Phoenix, Arizona, yakni Phoenix Observatorium Tower. Terpilih sebagai perancangnya adalah arsitek kaliber internasional, Bjarke Ingels Group (BIG).

Identitas kota

Phoenix Observatorium Tower dikembangkan oleh Novawest. Proyek ini mereka gadang-gadang sebagai simbol arsitektur atau tengara kota baru. Ketinggiannya mencapai 130 meter.

Perwakilan Novawest, Brian Stower mengatakan, Phoenix Observatorium Tower merupakan tempat dan waktu yang tepat sebagai proyek identitas kota. Pihaknya mengklaim mengetahui desain yang dibutuhkan untuk menjadi sesuatu yang luar biasa.

"BIG telah merancangnya dengan sangat istimewa, pencampuran bentuk dan fungsi dengan cara yang akan mengubah cakrawala lokal selamanya dan akan memberikan pengunjung pengalaman mengesankan sekali dalam seumur hidup," ujarnya.

Struktur spiral pada bagian atas menara berisi ruang pamer, ritel dan rekreasi yang dapat diakses melalui tiga elevator kaca.

Usai menikmati pemandangan dinamis kota Phoenix dan lanskap Arizona dengan pergerakan konstan 360 derajat, pengunjung dapat turun ke bawah melalui promenade yang juga berbentuk spiral.

Menara ini akan menjadi bangunan tertinggi kedua di kota itu, di belakang Chase Tower sejangkung 147 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau