Digital repository atau penyimpanan digital merupakan suatu alat multibahasa, akses terbuka, dan dapat diakses dari seluruh dunia dengan mengombinasikan keahlian perpustakaan digital dari para peneliti internasional dan para profesional dengan spesialisasi pada arsitektur dan perencanaan kota kolonial Eropa setelah periode 1850.
Dengan menyediakan akses ke sumber geografis terisolasi meliputi materi cetak, gambar, peta, serta arsip bagi para akademisi, pembuat kebijakan, dan pihak lain yang tertarik, penyimpanan ini akan menyatukan dan membuka sumber-sumber yang sering kali tersebar luas.
"Dalam kurun waktu 15 tahun ini kami melihat peningkatan minat pada bangunan warisan kolonial di Indonesia, baik dari pihak Belanda maupun Indonesia," ujar Dr Pauline van Roosmalen, koordinator proyek digitalisasi tersebut dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (18/9/2013).
Untuk melanjutkan perkembangan ini, lanjut Roosmalen, perlu suatu infrastruktur digital yang berkesinambungan dan punya akses terbuka untuk menyimpan dan bertukar data, serta menjadi sumber tentang bangunan warisan kolonial di Indonesia dan Belanda.
Untuk membahas hal tersebut, pekan depan, Universitas Teknologi Delft mengadakan empat lokakarya di beberapa kota di Jawa. Lokakarya ini bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi Indonesia seperti Universitas Petra di Surabaya (19 September), Jakarta (23 September), Bandung (24 September), dan Yogyakarta (26 September).
"Lokakarya ini sebetulnya untuk memperkenalkan tentang penyimpanan digital, mempelajari proyek-proyek Indonesia yang terkait, serta berbagi pengalaman dan mendiskusikan proyek kerja sama dengan calon mitra dari Indonesia," ujar Mervin Bakker, Direktur Nuffic Neso Indonesia, yang menjadi fasilitator kegiatan ini.
"Tentu, akan sangat baik jika usaha gabungan antara Indonesia dan Belanda ini menghasilkan sumber dengan akses terbuka bagi akademisi, pembuat kebijakan, arsitek, dan pihak-pihak lain di Indonesia, Belanda, dan lainnya," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.