Sebenarnya, teknologi yang ada saat ini bisa dieksplorasi lebih jauh lagi, membantu memberikan akses bagi penduduk negara berkembang memenuhi kebutuhan sanitasi.
Berikut ini delapan desain toilet yang dipublikasikan oleh Inhabitat. Beberapa sederhana, sebagian lagi menggambarkan kejeniusan dengan cara sederhana.
1. Ecological Urinal
Desain toilet ini sepintas tampak sangat sederhana. Hanya terdiri atas urinal dan sebuah jerigen. Meski sederhana, toilet ini khusus dirancang bagi tempat-tempat seperti Kampala dan Uganda. Konsepnya, toilet mengumpulkan dan mengolah urine tersebut menjadi pupuk. Biaya pembuatannya hanya 3 dollar AS (Rp 30.800). Sarah Kell dari Desain Tanpa Batas (Design Without Borders) merancang toilet ini bersama timnya. Hasil desain tersebut terpilih sebagai finalis Index Award 2013.
2. Loowatt
Loowatt merupakan sistem toilet tanpa air yang bisa mengubah kotoran manusia menjadi bahan bakar biogas dan dapat menahan bau. Uniknya, toilet ini dibuat dari 90 persen kotoran kuda. Pemilik Loowatt hanya perlu membawanya ke alat proses luar ruang. Kotoran akan diproses menjadi bahan bakar untuk memasak. Virginia Gardiner menghantarkan Loowatt merebut penghargaan AIGA Design Challenge dan finalis Buckmincter Fuller Challenge.
3. Sabine Schober
Sabine Schober menggunakan teknologi Terra Preta Sanitation. Toilet ini mencampurkan urine dan kotoran manusia dengan arang untuk menyuburkan tanah. Tanah tersebut dapat berguna dalam upaya reforestasi. Desain toilet ini juga unik, penggunanya bisa memilih untuk membuang air sembari duduk atau jongkok. Pembuatannya membutuhkan biaya 70 dollar AS (Rp 719.596). Toilet ini didesain oleh Sabine Schober dan memenangi World Toilet Organization Design Award 2013.
4. The CRAPPER
Namanya mengandung unsur komedi. The CRAPPER sebenarnya merupakan singkatan dari Compact Rotating Aerobic Pollution Prevention Excreta Reducer. Toilet dengan biaya sekitar 100 dollar AS (Rp1,027 juta) ini dapat memaksimalkan degradasi aerob secara dramatis mengurangi volume kotoran dan menghilangkan bau. "Rumah" drum secara khusus didesain agar aman, bersih, dan mudah dipindahkan jika sudah penuh. Toilet akan mengompos kotoran di dalamnya dan bisa diletakkan di luar rumah. Toilet ini dibuat oleh Toilets for People.
5. Caltecht
Toilet ini menyerap tenaga dari cahaya matahari serta mampu membersihkan dirinya sendiri. Urine dan kotoran manusia dapat diubah menjadi hidrogen dan pupuk. Sebuah panel solar termasuk dalam perangkat toilet ini. Panel solar tersebut memberikan tenaga bagi reaktor elektrokimiawi yang menguraikan kotoran menjadi pupuk. Toilet ini dikembangkan oleh California Institute of Technology. Sayangnya, biaya pembuatannya sangat mahal, mencapai 2.200 dollar AS (Rp 226 juta).
6. Loughborough University
Toilet ini dirancang untuk mengubah kotoran manusia menjadi material yang dikarbonasi sebagai sumber panas dan mineral sebagai pupuk. Kegunaan lainnya, dapat menyaring air untuk siraman dan mencuci tangan. Loughborough menggunakan proses yang disebut dengan hidrokarbonisasi termal berkelanjutan. Proses ini membunuh semua patogen untuk menciptakan produk yang aman bagi penggunanya.
Desainnya memungkinkan toilet ini bekerja pada konteks pribadi maupun publik dengan biaya perawatan per bulannya hanya beberapa sen per orang. Proyek perancangan toilet ini diketuai M Sohail Khan dari Loughborough University dan menempati posisi kedua terbaik pada Gates Foundation Reinvent The Toilet Challenge.
7. The Toronto
Toronto Toilet penuh dengan pasir dan ruang disinfektan ultraviolet untuk memproses limbah urine, serta ruang pembakaran untuk menghanguskan kotoran solid yang telah kering. Toilet ini ramah lingkungan, mudah digunakan, dan dapat memproses limbah sembari memproteksi komunitas dari kontaminasi. Toilet ini juga mudah diperbaiki dan dioperasikan di dalam komunitas terpencil. Sebuah tim dari Universitas Toronto yang diketuai Yu-Ling Chen merupakan otak di balik Toronto Toilet. Mereka mendapat penghargaan sebagai tiga terbaik Gates Foundation Reinvent The Toilet Challenge.
8. The Diversion
Cara kerjanya adalah mengumpulkan urine dan kotoran padat manusia secara terpisah. Kotoran-kotoran yang terkumpul diolah menjadi biogas atau pupuk pada fasilitas daur ulang komunal. Sembari mengumpulkan kotoran, toilet ini juga mendaur ulang air yang telah digunakan. Toilet jongkok modern ini dapat berfungsi tanpa air atau sistem pembuangan. Biaya operasinya cukup murah. Setidaknya, satu orang hanya membutuhkan lima sen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.