Di Indonesia kita mengenal Perusahaan Penyelamat Perbankan Nasional (BPPN) yang bersalin rupa menjadi Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Nah, Sareb di Spanyol, lebih kurang berposisi dan memiliki fungsi yang sama.
Sareb menangani properti dari delapan kreditur, termasuk Bankia (BKIA) yang mengambil 41 miliar euro (Rp 557,9 triliun) dana bantuan negara dari pendanaan Eropa (semacam Bantuan Likuiditas Bank Indonesia/BLBI) guna membantu membersihkan sistem perbankan.
Menteri Perekonomian Spanyol, Luis de Guindos, mengatakan, dari para kreditur ini, Sareb mengambil alih sebanyak 200.000 aset. Termasuk 107.000 properti, 76.000 di antaranya merupakan rumah-rumah kosong.
Sekitar 680 juta euro (Rp 9,2 triliun) dari total 11,4 miliar euro (Rp 155,1 triliun) nilai properti yang masuk dalam daftar mereka merupakan pengembangan perumahan yang belum rampung. Untuk hal ini Sareb belum melakukan identifikasi apakah akan menghancurkannya atau tidak.
Mereka masih akan fokus "merobohkan" ketimbang menjualnya kembali melalui mekanisme lelang atas proyek-proyek tahap awal yang mungkin menimbulkan risiko keselamatan dan merusak tata kota.
Sektor properti Spanyol terus mengalami kemerosotan selama enam tahun masa resesi. Kinerja penjualan hunian jatuh ke angka 259.000 unit selama 2012 dari sebelumnya 736.000 unit pada masa booming properti tahun 2007.
Selain buruknya kinerja penjualan, harga properti pun melorot 30-35 persen. Situasi buruk ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga 5 tahun mendatang dengan kejatuhan harga mencapai 50 persen.
Anjloknya volume penjualan properti, dan pasokan berlebih hingga 2,27 juta unit rumah, termasuk 400.000 unit yang tengah dalam masa konstruksi akan mencegah pulihnya pasar properti Spanyol dalam waktu dekat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.