Desain bernama STAND tersebut memicu kontroversi. Sebagian orang menganggap penemuannya dapat membuat kegiatan di kamar mandi lebih efektif. Namun, sebagian lagi enggan menggunakan kloset sebagai wastafel dan mempertanyakan higienitasnya.
Menurut Jursons, tentu saja pengguna tidak perlu menyentuh apapun. Keran wastafel akan aktif menggunakan sensor. Cara ini selain lebih praktis, juga lebih higienis.
"Jika sebelumnya Anda tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan setelah pergi ke kamar mandi, Anda pasti akan ingat sekarang. Tepatnya, ketika Anda berhadapan dengan keran di urinal," ujar Jursons.
Data yang dirilis Michigan State University, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa hanya satu dari 20 orang mencuci tangan mereka dengan waktu yang cukup untuk membunuh kuman setelah mengunjungi toilet. Satu per tiga dari mereka yang mencuci tangan tidak menggunakan sabun. Bahkan, sepuluh persen dari pengunjung toilet tidak mencuci tangan sama sekali.
Secara spesifik, penelitian tersebut menyebut kaum pria yang tidak mencuci tangan dengan tepat. Padahal, mencuci tangan merupakan cara paling efektif dalam menekan penyebaran penyakit menular.
Menurut sebuah artikel yang dipublikasikan di Daily Mail, seharusnya seseorang mencuci tangan selama 15 sampai 20 detik secara menyeluruh, menggunakan sabun dan air. Secara efektif, cara ini mampu membunuh kuman yang menyebabkan infeksi. Umumnya, kegiatan mencuci tangan hanya dilakukan selama enam detik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.