Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontroversi "Bubble" Makan Korban

Kompas.com - 08/06/2013, 16:16 WIB

KOMPAS.com - Proyek ekspansi gedung Museum Hirshhorn atau populer dengan sebutan "Bubble" akhirnya memakan "korban". Tak tanggung-tanggung, korban yang dimaksud adalah Direktur Museum Hirshhorn, Richard Koshalek. Tak tahan dengan kritikan dan hujatan kepadanya, Richard pun mengundurkan diri.

Kontroversi "Bubble" diawali oleh keinginan Richard membangun balon berpendar dan dramatis yang akan "mencuat" dari tengah-tengah museum Hirshhorn. Balon yang disebut dengan "Bubble" ini merupakan proyek penambahan konstruksi museum. Setelah dibangun, ia dapat berfungsi sebagai ruang untuk pertemuan, kuliah umum, dan ruang-ruang diskusi mengenai seni dan kebudayaan.

Sayangnya, biaya untuk merealisasikan rencana ambisius ini ternyata membengkak. Desember lalu, anggaran untuk memompa "Bubble" melambung dari lima juta dollar AS menjadi 15,5 juta dollar AS (Rp 151,9 miliar). Bahkan, memo internal Smithsonian sempat melaporkan Mei lalu, bahwa pengoperasian "Bubble" akan membuat kerugian sebesar 2,8 juta dollar AS (Rp 27,3 miliar). Selain itu, proyek ini juga dilaporkan tidak berkelanjutan.

Setelah terjadi perdebatan sengit selama empat tahun, keputusan menyangkut pembangunan "Bubble" kontroversial tersebut akhirnya tercapai. Keputusan diambil oleh Sekretaris Smithsonian G. Wayne Clogh dan Undersecretary Richard Kurin, segera setelah dewan Hirshhorn tidak mampu memenuhi kuorum voting dan Direktur Hirshhorn Richard Koshalek mengundurkan diri. Padahal, Richard Koshalek merupakan tokoh yang ada di balik "Bubble" tersebut.

Pada awalnya, Richard Koshalek merencanakan agar struktur rancangan Diller Scofidio + Renfro setinggi 45,72 meter ini mampu mengembang setiap ada acara khusus. Acara-acara yang berhubungan dengan simposium, pameran, dan penambahan kapasitas museum dapat memanfaatkan "Bubble" tersebut. Selain itu, "Bubble" ini juga diharapkan meningkatkan status museum sebagai simbol internasional seni kontemporer dan arsitektur.

Pernyataan Kurin menyebutkan, "Tanpa dukungan penuh dari dewan museum dan pendanaan dalam rangka pembuatan serta perencanaan yang layak dalam pengoperasian "Bubble", kami percaya bahwa melanjutkan proyek ini adalah tindakan tidak bertanggungjawab." Arsitek, seniman, dan staf Smithsonian memuji visi berani dari struktur balon non-permanen dalam gedung ini. Namun, setelah empat tahun perencanaan dan pengumpulan dana, dana belum cukup dikumpulkan untuk membangun Bubble dan untuk menjaga keberlangsungan program di tahun-tahun mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tahun Ini, BPD DIY akan Salurkan 100 Unit KPR FLPP

Tahun Ini, BPD DIY akan Salurkan 100 Unit KPR FLPP

Hunian
Pengembang Rumah Subsidi Desak Prabowo Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat

Pengembang Rumah Subsidi Desak Prabowo Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat

Berita
Tahun Ini, Central Group Targetkan Penjualan Rp 1,8 Triliun

Tahun Ini, Central Group Targetkan Penjualan Rp 1,8 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lembata: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lembata: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Tol Bocimi Kelar Diperbaiki Permanen Sebelum Libur Akhir Tahun Ini

Tol Bocimi Kelar Diperbaiki Permanen Sebelum Libur Akhir Tahun Ini

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Manggarai Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Manggarai Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Sengkarut Korupsi Tol MBZ, Lelang Proyek Diatur, Kualitas Material Dipangkas

Sengkarut Korupsi Tol MBZ, Lelang Proyek Diatur, Kualitas Material Dipangkas

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Dompu: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Dompu: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mengapa Setelah Dipel Lantai Rumah Justru Terasa Lengket?

Mengapa Setelah Dipel Lantai Rumah Justru Terasa Lengket?

Interior
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Bima: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Bima: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Mataram: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Mataram: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Utara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Utara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com