Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toyota Membidik Pasar Ekspatriat Jepang

Kompas.com - 20/05/2013, 18:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Resminya Toyota Group melebarkan sayapnya di bisnis properti Indonesia menandakan sektor ini sangat menjanjikan dan menarik untuk investasi. Penanaman modal senilai 30 juta dollar AS atau setara Rp 290 miliar di Lippo Cikarang yang mereka lakukan adalah awal dari strategi bisnis berikutnya dengan menyasar kawasan-kawasan berkembang lainnya.

Menurut Group Leader Overseas Project Promotion Group Living and Healthcare Department Toyota Tsusho Corporation, Tsuyoshi Matsuo, pasar Indonesia yang potensial, memotivasi mereka untuk mengembangkan properti lebih banyak lagi dengan jenis berbeda.

"Ekspansi beberapa perusahaan multinasional merupakan potensi yang membawa dampak positif. Karena mereka tentunya membawa para ahli atau pekerja yang berasal dari negaranya masing-masing. Itu berarti, kebutuhan hunian ekspatriat akan semakin meningkat," ujar Matsuo kepada Kompas.com di Jakarta, Senin (20/5/2013).

Toyota memang menyasar segmen pasar ekspatriat, khususnya asal Jepang, yang terus mengalami pertumbuhan, seiring realisasi investasi di Indonesia. Hingga kuartal I 2013, berdasarkan data dari BKPM, realisasi investasi dari Jepang mencapai nilai 1,2 miliar dollar AS atau ekuivalen dengan nilai Rp 11,127 triliun. Angka sebesar ini merupakan 16,3 persen dari total investasi berdasarkan negara senilai 7.048 juta dollar AS (Rp 68,098 triliun).

Dari angka realisasi investasi tadi, plus rencana sister company Toyota lainnya di sektor otomotif yang akan membuka pabrik baru seluas 150 hektar di Karawang menambah daftar potensi pasar. Setidaknya, ekspatriat Jepang yang bekerja di Indonesia akan meningkat jumlahnya. Ini berarti ceruk pasarnya makin luas.

Sementara itu, Direktur Lippo Karawaci Jopy Rusli mengatakan bahwa saat ini Indonesia semakin menarik minat investor asing. Selain investor asal Jepang yang sukses mereka gandeng, ada beberapa negara lagi yang berniat mengajak kerjasama dengan LPKR.

"Sejumlah negara Asia, terutama China, Hong Kong dan Singapura tertarik bekerjasama dengan LPKR. Karena kami perusahaan yang cakupannya global," ujar Jopy seraya menambahkan bahwa daya tarik Indonesia di sektor properti adalah harganya yang masih rendah. Hal ini menimbulkan ekspektasi akan tingginya potensi pertumbuhan (kenaikan) harga. Sementara negara-negara yang sudah mapan, mengalami kejenuhan. Harga propertinya sudah terlalu tinggi sehingga tidak memiliki peluang untuk tumbuh lagi. Bagi investor, kondisi ini sangat tidak menarik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau