Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja-raja Properti Raup Laba Tinggi

Kompas.com - 02/05/2013, 10:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat suhu bisnis dan industri properti sedang bersahabat seperti sekarang, segala indikator pencapaian pun memperlihatkan kurva positif. Termasuk nilai pendapatan, penjualan dan laba para pengembang. Dari sekian banyak perusahaan properti yang melantai di Bursa Efek Indonesia, mereka yang termasuk raja-raja properti Indonesia sukses membukukan kinerja terbaik mereka.

Lippo Karawaci, Pakuwon Jati, Summarecon Agung, Ciputra Development dan Agung Podomoro Land meraup keuntungan senilai ratusan miliar rupiah pada kuartal perdana tahun ini. Mereka tercatat mampu mencetak performa yang terus bertumbuh secara periodik dari tahun ke tahun.

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) sebagai pemegang kapitalisasi pasar terbesar saat ini, mencetak laba bersih Rp 252 miliar, atau meningkat 23 persen pada kuartal I 2013 ini dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 205 miliar. Kinerja positif ini diiringi pendapatan yang meroket 26 persen menjadi Rp 1,48 triliun (year on year) dari sebelumnya Rp 1,17 triliun.

Presiden Direktur LPKR Ketut Budi Wijaya mengatakan kenaikan kinerja perseroan  berkat akselerasi pertumbuhan pendapatan divisi rumah sakit, penjualan perumahan, dan peningkatan produktivitas. Hal ini didukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang didorong konsumsi dalam negeri.

Sedangkan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menorehkan laba bersih senilai Rp 797,81 miliar, melesat 103,51% dari sebelumnya Rp 392,02 miliar. Pendapatan perseroan juga merangsek naik menjadi Rp 3,46 triliun dibanding tahun lalu sejumlah Rp 2,36 triliun. Ada pun marketing sales atau pra penjualan yang mampu diraup sebanyak Rp 957 miliar.

Serupa halnya dengan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang merupakan pengembang terbesar keempat. Mereka mencatat laba bersih Rp 309 miliar. Angka ini jauh lebih tinggi 82% ketimbang triwulan perdana tahun lalu yang hanya sebesar Rp 170 miliar. Sementara pendapatan mencapai Rp 179 miliar atau meningkat 46%.

Direktur Investor Relation Irene Tedja mengatakan komposisi pendapatan Pakuwon terbagi atas 55% pendapatan pengembangan (development revenue) dan 45% pendapatan tetap (recurring income). Peningkatan selisih pendapatan disebabkan naiknya efisiensi operasional dari pusat belanja Kota Kasablanka serta lonjakan harga sewa Gandaria City dan Tunjungan Plaza. Selain itu harga jual kondominium dan perkantoran Kota Kasablanka serta perumahan Pakuwon City yang melesat ikut mendorong pertumbuhan marjin perseroan.

PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) juga mencatat pertumbuhan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 1,142 triliun atau 19,9% dari sebelumnya Rp 1,138 triliun. Kontribusi terbesar dihasilkan pusat belanja dengan porsi 60% dan hotel sebanyak 30%. Ada pun penjualan strata mencapai Rp 988,8 miliar. APLN juga berhasil mengeruk keuntungan (laba kotor) senilai Rp595,6 miliar, berlipat 16,9% dari sebelumnya Rp 509,7 miliar. Marjin laba kotor terus berkembang 52,1% dari sebelumnya 44,8% di periode yang sama tahun lalu. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga berkembang sebesar 10,3% dari Rp 222,3 miliar menjadi Rp 245,2 miliar.

Direktur Utama APLN Trihatma Kusuma Haliman menuturkan pendapatan berulang menyumbang hampir 20% dari penjualan dan pendapatan usaha. "Dengan beberapa pembangunan mal dan hotel yang sedang kami kembangkan, kami yakin dapat mencapai target kontribusi pendapatan berulang sebesar 25% di tahun 2015," imbuh Trihatma kepada KOMPAS.com di Jakarta, Rabu (1/5/2013).

Kinerja positif juga diperlihatkan PT Ciputra Development Tbk (CTRA). Mereka mampu mengeruk pendapatan senilai Rp 1,34 triliun atau beranjak 14% dibandingkan sebelumnya yang hanya berada pada level Rp 552 miliar. Pendapatan residensial menempati porsi terbesar yakni Rp 1,18 triliun, sedangkan komersial hanya Rp 164 miliar. Pencapaian tersebut sebesar 22% dan 20% dari target tahunan masing-masing Rp 5,23 triliun dan Rp 799 miliar. Seiring dengan kenaikan pendapatan, laba bersih perusahaan terbesar keenam dengan nilai kapitalisasi Rp 16,530 triliun ini pun meroket tajam 159% dari Rp 83 miliar menjadi Rp 216 miliar atau baru mencapai 21% dari target sejumlah Rp 1 triliun hingga akhir tahun fiskal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com