Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas... Pewarna Rumput dari China!

Kompas.com - 05/03/2013, 14:43 WIB

CHENGDU, KOMPAS.com - Reporter televisi China mengabadikan proses pewarnaan rumput di wilayah Chengdu. Tampaknya, pewarnaan rumput ini menarik perhatian banyak pihak.

Bukan hanya pihak media lokal China, berita ini juga tersebar hingga ke Inggris lewat media sebesar Telegraph dan Daily Mail.

"Dua orang pekerja menyemprotkan rumput, mengubah rumput kuning menjadi hijau. Apakah mereka tengah mewarnai rumput?" ujar He Tao, seorang penduduk Chengdu kepada China Daily.

"Bukahkah hal tersebut akan merusak lingkungan?" sambungnya.

Namun, menurut Yang, seorang agen penjualan Top Green, mengecat rerumputan tidak akan merusak lingkungan. Hal ini dinyatakan salah seorang salesman produk pewarna rumput.

"Ini benar-benar tidak beracun. Ini hanya pewarna hijau. Kami telah menjualnya untuk pemerintah Chengdu selama lima atau enam tahun, dan kami memiliki banyak pelanggan pemerintah, seperti kota Tianjin, dan banyak provinsi di bagian barat. Kami juga menjualnya bagi lapangan-lapangan basket," ujarnya.

Menurut situs resmi Top Green, warna hijau tersebut "dapat bertahan" selama 10 sepuluh hingga 14 minggu. Pewarna ini juga tidak dapat tersapu oleh air hujan. Dalam situs tersebut juga disebutkan, bahwa warna tersebut juga akan mewarnai tanah.

Sayangnya, tidak hanya rumput dan tanah yang ikut berwarna. Beberapa penduduk juga menemukan, bahwa pewarna tersebut dapat membuat sepatu mereka ikut "menghijau".

Menurut artikel yang dilansir oleh Telegraph.co.uk, Departemen Pertamanan China menolak berkomentar atas penggunaan pewarna tersebut. Namun, pihak tersebut pernah menyebutkan, bahwa bahan kimia yang tampak disemprotkan pada rerumputan adalah "cairan nutrisi" untuk membantu rumput tetap hidup selama musim dingin. Padahal, Yang menyebutkan, tidak ada kandungan nutrisi dalam cairan pewarna yang ia jual.

Sebetulnya, teknik mengecat rerumputan ini sudah cukup lama dilakukan. Prosesnya pun tidak hanya dilakukan di China.

Beberapa waktu lalu, penduduk di Staten Island tengah berjuang melawan panasnya musim panas di Amerika Serikat. Untuk menjaga agar taman mereka tetap tampak hijau, mereka juga menggunakan pewarna untuk rumput mereka. Dalam artikel yang dilansir oleh New York Daily News tahun lalu, beberapa negara bagian seperti Arizona, Texas, dan Florida juga melakukan hal sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Juta Bambu Digunakan Sebagai Matras Tol 'Atas Laut' Semarang-Demak

10 Juta Bambu Digunakan Sebagai Matras Tol "Atas Laut" Semarang-Demak

Konstruksi
Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Eksterior
Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Berita
Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Perumahan
Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Kawasan Terpadu
IHG Operasikan Sembilan Hotel Baru di Indonesia Tahun 2024

IHG Operasikan Sembilan Hotel Baru di Indonesia Tahun 2024

Hotel
Ada 'Long Weekend', Whoosh Angkut Lebih dari 78.000 Penumpang

Ada "Long Weekend", Whoosh Angkut Lebih dari 78.000 Penumpang

Berita
4 Hari 'Long Weekend', Penumpang Stasiun Gambir-Pasar Senen Melonjak

4 Hari "Long Weekend", Penumpang Stasiun Gambir-Pasar Senen Melonjak

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com