Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KONSULTASI INVESTASISteven Eric Lazuardi
Sekilas tentang Steven The Steven Eric Lazuardi adalah konsultan Hokiplus. Lahir di Jambi, 2 Januari 1975, Steven mendalami ilmu china kuno dari nenek dan orangtuanya.Ia beberapa kali tampil di televisi swasta.

Anas Urbaningrum, dan Tragisnya Lakon Shio Kuda (Bagian III)

Kompas.com - 05/03/2013, 13:23 WIB

KOMPAS.com - Seperti sudah disinggung sebelumnya, dalam kaitannya dengan fengsui, Anas Urbaningrum lahir pada 15 Juli 1969. Dengan catatan itu, ia termasuk shio ayam dengan 10 batang langit dengan elemen tanah dan 12 cabang bumi yang juga dominan elemen tanah. Nah, bagaimana dengan shio yang melambangkan lakon hidupnya?

Dalam ilmu China Kuno atau Ba Zi, shio yang dibahas pada episode kali ini adalah simbol atau perlambang daripada ibarat kehidupan yang segala sesuatunya terjadi pada kehidupan sehari-hari. Shio adalah lambang untuk mencerminkan kehidupan manusia dan termasuk dalam rumusan segitiga emas Ba Zi. Pengkajian ilmu China Kuno tersebut akhirnya juga dikembangkan lebih mendalam, yakni adanya watak dan lakon kehidupan.

Shio mencerminkan kehidupan sehari-hari di sepanjang masa kehidupan. Watak mencerminkan cara atau gaya berpikir seseorang yang mempengaruhi kecepatan dan kesigapan seseorang dalam melaksanakan aktivitasnya. Namun, akan terjadi masalah bila lakon kehidupannya tidak selaras dengan watak atau cara berpikirnya. Sementara lakon adalah cara seseorang mengambil tindakan setelah adanya watak atau cara berpikir dari suatu penglihatan atau pendengaran.

Seperti laiknya sebuah instruksi yang telah ditanam di otak seseorang, karakteristik 12 shio dan pendalamannya dipelajari detail oleh leluhur kita. Sebab, banyak kejadian yang membuktikan bahwa seseorang yang menjalani kehidupannya sering bertolak belakang antara cara berpikir dan tindakannya, antara watak dan lakonnya.

Pada kehidupan sehari-hari, pembuktian terhadap hal itu sering terjadi bila ada banyak atasan yang marah kepada bawahannya karena apa yang telah diinstruksikan sebelumnya berbeda dalam pelaksanaan di lapangan. Eksekusi dalam kinerja pada akhirnya berbalik 180 derajat alias bertentangan.

Lakon shio kuda

Pada pembahasan ini yang dibahas adalah faktor lakon kehidupan, karena seringkali membuat masalah menjadi fatal dan runyam. Demikian juga sebaliknya bila lakon itu termasuk golongan yang baik, maka semua tindak tanduknya akan terlihat baik dan benar. Namun, apa bentuk aplikasi penerapannya?  

Kembali kepada sosok Anas Urbaningrum, jika masa kelahirannya pada 15 Juli 1969 dikonversikan ke dalam kalender Lunar atau kalender Hsia, maka seorang Anas Urbaningrum termasuk ke dalam golongan shio Kuda sebagai lakon kehidupannya. Seperti apa lakon shio Kuda? Pertanyaannya, apa manfaat yang bisa kita ambil dari sini?

Seseorang yang terlahir dalam lakon Kuda merupakan perlambang dari pejuang dalam pertempuran. Hidup mati adalah nyawa taruhannya dalam medan peperangan.

Kuda merupakan lambang kesetiaan dan loyalitas yang sangat tinggi di dalam membela majikan atau tuan yang menungganginya. Dia bersedia sehidup semati dan terkadang tidak makan hanya karena harus berjuang mencapai suatu tujuan.

Daya juang dan kerja kerasnya terkadang tidak dinilai dengan harga yang setimpal. Ini terbukti ketika Kuda mati dalam medan peperangan, lalu ditinggalkan begitu saja oleh majikannya.

Memang, ini sungguh sesuatu hal yang tragis. Kuda ibarat jembatan, sebagai batu pijakan, yang ketika tak lagi dirasakan berguna, maka jembatan tersebut ditinggalkan begitu saja demi tujuan dan ambisi.

Kuda memang tidak akan bisa melaksanakan sesuatu hal besar tanpa sebuah perintah langsung dari seorang atasan. Oleh karena itu, mengapa Kuda dalam 12 shio selalu ditaruh dengan arah yang berlawanan 180 derajat dengan shio Tikus sebagai pemimpin 12 shio dalam ilmu fengsui? Padahal, bila Kuda juga dibekali dengan naluri sangat baik, ketika bahaya mendekat, Kuda cenderung berontak dan bisa membuat sang penunggangnya menjadi jatuh dan diinjak-injak.

Kiranya, kejadian seperti inilah yang seringkali tak terpikirkan oleh seorang penunggang Kuda. Karena sebelumnya, si penunggang merasa sudah bisa menaklukkannya dengan pecutan keras.

Garis nasib

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau