KOMPAS.com - Iklim Indonesia dengan curah hujan yang tinggi dapat merusak lapisan akhir dari jendela. Karena itu, jendela butuh pelindung berupa tambahan struktur untuk menaungi atau melindungi agar tak terkena pengaruh cuaca.
Jendela berfungsi melindungi ruangan di dalam rumah dari paparan sinar matahari, udara kotor, air hujan, serta angin. Namun, dari kacamata estetika, tambahan pelindung jendela semestinya juga berfungsi mempercantik keseluruhan tampilan bangunan.
Teritisan
Ini merupakan bentuk penaung atau atap tambahan yang diciptakan untuk mencegah tampias air hujan menerobos masuk ke dalam bangunan hunian. Panjang atap tambahan ini beragam, mulai 30 sentimeter sampai 1 meter lebih, tergantung dimensi bukaan yang dinaunginya.
Ada dua macam teritisan bisa diaplikasikan untuk jendela rumah Anda. Pertama, teritisan yang menyatu dengan struktur atap bangunan. Teritisan kedua, terpisah dari struktur atap, yang sepintas tampak seperti menempel pada dinding.
Untuk modelnya, bentuk teritisan bisa dibuat beragam, miring seperti atap atau dibuat datar. Ini tergantung selera Anda dan disesuaikan dengan bentuk jendela.
Awning
Ini adalah struktur pelindung bukaan yang sifatnya non-permanen dan menempel pada dinding eksterior bangunan. Bahan yang kerap dipakai adalah kanvas, poliester, dan bahan lain dengan sifat kedap air.
Pilihan pelindung tersebut banyak dipakai untuk konsep hunian yang fun and casual. Dari segi struktur, awning tidak memerlukan elemen struktur tambahan yang harus disambungkan dengan struktur atap utama. Prinsip kerjanya terbilang praktis, yakni menciptakan sambungan dari dinding ke rangka awning.
Biasanya, rangka terbuat dari logam, seperti hollow atau alumunium. Sambungannya berupa baut dan sekrup ditanam ke dinding.