Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nur Mahmudi: Margonda Jalur Sutera Jakarta-Depok

Kompas.com - 11/03/2011, 20:04 WIB

DEPOK, KOMPAS.com - Walikota Depok, Nur Mahmudi Ismail menilai kawasan Margonda sebagai jalur sutera yang menghubungkan Jakarta dan Depok. Jalur Margonda dipandang strategis sebagai pusat perdagangan, pendidikan, dan kawasan komersiil.

"Jalur ini sangat strategis, potensinya sangat mendukung tujuan pemerintah kota Depok menuju Kota percontohan terbaik di Indonesia," kata Nur Mahmudi saat menghadiri acara soft launching Taman Melati Margonda, Depok, Jawa Barat, Jumat (11/3/2011).

Nur Mahmudi mengaku bangga dengan perkembangan kota Depok yang dalam kurun waktu 17 tahun berkembang menjadi sebuah kota administratif yang pesat dari segi pemerintahan maupun pembangunannya. Pihaknya juga mendukung para pengembang yang ingin mengembangkan proyek properti di Depok.

"Yang jelas kegiatan berinvestasi lebih dari Rp 150 Milyar tentunya akan menumbuhkan kesempatan kerja. Lalu ada multi effect yang mengikuti," ujarnya.

Namun, Nur Mahmudi mengatakan pihaknya tetap berpegang pada aturan KLB (Koefisien Luas Bangunan) dalam memberikan ijin bangunan kepada pengembang di kota Depok."Pemkot sekarang memiliki aturan KLB. Jadi bisa untuk mengatur luasan lahan yang dia (pengembang-red) miliki dan luasan bangunan yang mereka bangun," katanya.

Lahan Pertanian Tergerus Ditanya mengenai lahan pertanian di Kota Depok yang tergerus oleh proyek-proyek perumahan, Nur mahmudi mengatakan hal tersebut merupakan konskwensi yang tidak bisa dihindari.

"Namun pemerintah kota Depok tetap berkomitmen untuk menjaga kawasan pertanian beririgasi teknis. Dari awal kami menjaga kawasan ini, luasannya sekitar 200 hektar. Kalau di luar urusan-urusan itu mungkin areal pertanian tapi bukan pertanian irigasi teknis," ujarnya.

Sejumlah pihak menyayangkan tergerusnya lahan pertanian di Depok karena banyakanya proyek perumahan. Setiap tahunnya, diperkirakan pengurangan lahan pertanian di Depok berkurang 3 -4 persen. Jumlah tersebut termasuk lahan peternakan, perikanan, dan pertanian. (Natalia Ririh)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com