Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikawan Bangun Hotel Dalam 15 Bulan

Kompas.com - 14/02/2011, 09:31 WIB

KOMPAS.com – Sejak Pekan Olahraga Nasional (PON) digelar di Palembang tahun 2004, ibukota Provinsi Sumatera Selatan ini terus menggeliat. Salah satunya adalah sektor properti, termasuk perhotelan.

Investor lokal pun ikut membangun kota Palembang. Salah satunya adalah Ikawan, cucu Chuan Hoo, yang pernah dikenal sebagai raja kapal dan orang terkaya di kota itu pada tahun 1950-an.
Ikawan memilih membangun hotel bintang tiga dengan brand lokal, Grand Zuri. Pemilik brand ini mendirikan banyak hotel di Riau dan masih ada hubungan keluarga dengan keluarga Ikawan.

Keberanian Ikawan memilih brand lokal patut diacungi jempol. Ia jeli melihat pangsa pasar lokal sehingga ia tidak memilih hotel bintang empat atau bintang lima, tapi hotel bintang tiga.

Lahir di Palembang, 9 September 1967 sebagai anak bungsu dari empat bersaudara, Ikawan adalah generasi ketiga keluarga Chuan Hoo (Indra Gunawan). Kakek Ikawan seangkatan dengan pengusaha Tong Joe dan Bambang Utoyo.

Sang kakek, Chuan Hoo, yang dikenal sebagai raja kapal dan termasuk orang terkaya di Palembang pada tahun 1950-an dan 1960-an, meninggal dunia pada usia 70 tahun. “Saat itu saya lulus SMA dan baru saja dikirim ke Kanada untuk melanjutkan sekolah,” kata Ikawan, alumnus SMA Xaverius I Palembang lulusan tahun 1986, yang gemar membaca.

Ayah Ikawan, Taruna Hasni Indra yang lahir tahun 1938, melanjutkan usaha perkapalan dengan membuka usaha pelayaran pada tahun 1962.

Tahun 1987-1990, Ikawan menyelesaikan pendidikan ekonomi di York University, Toronto, Kanada dan pulang ke Palembang, membantu usaha ayahnya. Tahun 1995, ayahnya pensiun. Ikawan meneruskan usaha dan kemudian menjadi CEO 3Putragroup, yang bergerak dalam bidang properti, hotel, pelayaran, dan galangan kapal. Dua kakak lelakinya, Imawan dan Irawan ikut dalam perusahaan ini.

Untuk membangun Hotel Grand Zuri, Ikawan merubuhkan rumah warisan di Jalan Rajawali, Palembang. “Rumah itu tempat tinggal kami selama 35 tahun. Banyak teman papa bertanya mengapa dirubuhkan, papa menjawab ia tidak ikut lagi dalam urusan bisnis dan menyerahkan kepada anak-anak,” ungkap Ikawan yang menikah dengan Tuty dan dianugerahi dua orang putri yang beranjak remaja.

Ikawan bukan orang yang hanya duduk di belakang meja. Ia terlibat langsung dalam pemilihan desain, bahan material untuk hotel dan rukonya. Ia juga terlibat langsung dalam memasarkan produk propertinya. Tidak heran bila okupansi hotelnya rata-rata 80 persen dan 90 persen setiap hari. Atau ruko-ruko yang dibangunnya terjual dengan cepat.

“Kepercayaan adalah kuncinya. Kepercayaan sangat penting. Orang melihat kualitas bangunan dan tepat waktu,” kata Ikawan memberi kiatnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com