Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Architecting, Proses Berpikir yang Menyimpang

Kompas.com - 27/03/2010, 13:30 WIB

oleh Erwin H Hawawinata 

Beberapa hari yang lalu, saya sempat bertemu dengan seorang sahabat serumpun dari "negeri seberang" yang berkecimpung dalam proses manajemen suatu proyek. Kami memang sedang merencanakan suatu proyek.  Kami berdiskusi dan berdebat,sampai pada akhirnya menemukan suatu solusi.

Pada proses diskusi dan perdebatan tersebut,ada satu hal yang saya lihat sebagai nilai positif dan nilai negatif dari pemikiran sahabat saya tadi.

Nilai positifnya adalah dia selalu memikirkan segala sesuatu di awal untuk rencana kerja ke depan, dan selalu mengulang teknik-teknik dan konsep yang pernah dilakukan sebelumnya.

Nilai negatifnya adalah dia selalu risau dan pola berpikir yang cenderung ingin selalu "aman" sehingga proses kreatifitas sering kali terhambat.

Saya kembali berpikir, apakah "bermimpi" merupakan angan-angan yang tidak dapat diwujudkan?

Kembali saya tertawa dalam hati,karena saya tipe orang yang sangat senang "bermimpi",sedangkan sahabat saya ini selalu berpikir bahwa mimpi itu hanya "bunga" pada saat tidur.

Ada kesinambungan dan keseimbangan yang romantis sebenarnya. Benar! Keseimbangan, itu mungkin kata yang tepat

Berpikir sistematis, untuk mewujudkan suatu "mimpi" adalah proses yang sangat dibutuhkan dalam rencana perwujudan.

Sedangkan "mimpi" itu sendiri merupakan "ice breaker" terhadap segala macam perulangan ide yang ada.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com