Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambu untuk Korban Tsunami

Kompas.com - 14/03/2010, 12:23 WIB

KOMPAS.com - Batang bambu bisa dimanfaatkan untuk memberdayakan masyarakat korban bencana, terutama mereka yang kehilangan rumah beserta perabotannya. Dengan teknologi terukur, tanaman rumpun itu dapat dikembangkan untuk membuat rumah darurat dan perabotan yang kuat, lentur, ringan, dan praktis.

Semangat itu diusung pameran ”Bamboo and Sustainable Life: Tsunami and Post-Disaster Reconstruction” di Campus Center Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 2-8 Maret lalu. Pergelaran yang dibarengi workshop dan seminar itu menampilkan 26 produk dari material bambu. Ini hasil kerja sama tahun kedua antara Musashino Art University, Jepang, dan Desain Produk Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB.

Salah satu karya menonjol adalah sebuah kubah berdiameter sekitar 3 meter rancangan Takaaki Bando, profesor science of design dari Musashino Art University. Struktur kubah itu disusun dari bilah-bilah bambu yang dirakit dengan baut membentuk pola segitiga dan segi enam. Meski cukup tipis, bilah-bilah itu membentuk kubah yang kokoh, lentur, dan ringan.

Kubah ini dibuat berdasar konsep synergetics. Artinya, kekuatan struktur dibangun dari ikatan, bukan tekanan. ”Rancangan kubah ini dikembangkan berdasar hukum alam, bukan semata otak-atik pikiran manusia,” kata Takaaki Bando dalam seminar terbatas di ITB, Senin (8/3).

Selanjutnya, struktur kubah bambu ini dapat diterapkan untuk membuat kerangka tenda, rumah darurat, atau rumah tinggal sementara. Para mahasiswa peserta workshop dari ITB dan Jepang mencoba menggarapnya. Mereka menyusun bilah-bilah bambu berpola segitiga menjadi kerangka atap, dinding, dan lantai tenda.

Kerangka berbentuk geometris itu lantas dibungkus kain yang menjadi atap sekaligus dinding. Agar lebih kuat, ujung-ujung kain ditarik dan ditancapkan pada dasar tanah. Salah satu sisi dinding diberi lubang sebagai pintu. Sekilas, rancangan ini mirip rumah pegunungan tradisional di Mongolia.

Rumah darurat itu bisa dirancang dengan sistem knock-down alias bongkar-pasang. Artinya, seluruh struktur dari bambu itu bisa dipereteli, dikemas, dibawa ke tempat lain, dan kemudian disambung-sambung lagi saat diperlukan. Jadi, tenda darurat itu akan gampang dipindah-pindah ke mana saja.

”Ini sumbangan desainer untuk membantu masyarakat pascabencana yang ingin membangun rumah secara cepat dan murah. Bentuk akhir desainnya bisa menyesuaikan kebutuhan setempat,” kata Ketua Divisi Desain Produk Industri Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB Dudy Wiyancoko.

Struktur bambu yang ringan dan lentur itu dianggap aman bagi masyarakat di kawasan pascabencana gempa atau tsunami. Masyarakat juga mudah membuatnya karena desain itu terukur dan dapat dipelajari. Tanaman bambu juga banyak tumbuh di mana-mana.

Perabotan
Pameran ini juga menampilkan produk berbagai perabotan sehari-hari dari material bambu. Sebagian besar produk memadukan berbagai karakter desain yang baik: fungsional, nyaman dipakai, mudah disetel, sekaligus indah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com