Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BINCANG PROPERTI: Ciputra: Green Property Bisa Hemat Maintenance

Kompas.com - 27/01/2010, 23:54 WIB

Pengantar
Tahun 2010, Indonesia mendapat kehormatan menjadi tuan rumah Kongres Federasi Real Estate Internasional atau FIABCI. Kongres ini diadakan pada tanggal 24 sampai 28 Mei di Nusa Dua, Bali. Untuk mengetahui lebih jauh manfaat pertemuan ini bagi Indonesia, kami berbincang-bincang dengan mantan Presiden FIABCI dunia, Bapak Ir Ciputra.

Apa kabar Pak Ci?
Kabar baik

Pak Ci pernah menjadi Presiden FIABCI dunia. Mungkin Bapak bisa menjelaskan pengalaman Presiden FIABCI dunia.
      Baiklah. Sdr Pingky (Elka Pangestu, Ketua Panitia Penyelenggara FIABCI ke-61) minta saya menceritakan sedikit bagaimana sejarah FIABCI dan bagaimana REI bergabung dengan FIABCI. FIABCI terdiri daripada federasi dari seluruh asosiasi real estate di macam-macam negara, terutama negara maju. Di sana tergabung bermacam-macam disiplin daripada real estate, dari mulai properti, marketing association, apprasial, broker, bulding management dan lain-lain. Di samping itu, juga terdiri jenis-jenis asosiasosi, asosiasi developer thok, asosiasi broker saja, asosiasi building management saja dll. Di situ hebatnya, asosiasi ini bergabung dari berbagai macam disiplin. Kita turut serta bergabung dengan berbagai disiplin. Kalau hanya developer, kita hanya kenal asopsiasi developer saja.
    Di situ uniknya. Mereka bikin di negara maju 61 tahun lalu, pada waktu kita baru merdeka. Sehingga kata real estate, semua orang belum tahu. Nah, kira-kira pada 40 tahun lebih, kami diajak membentuk persatuan real estate Asia Pasifik. Waktu itu Indonesia belum ada real estate Indonesia. Kami ajak teman-teman bergabung, terkumpul 10 perusahaan lebih. Kami lantas membentuk, bersama 10 perusahaan Asia Pasifik, kami membentuk asosiasi Asia Pasifik.

     Setelah itu kami mendengar ada ferederasi real estat sedunia. Saya sebagai ketua pendiri, mengajak teman-teman bagaimana kita bergabung juga real estate sedunia. Kami bergabung ke sana. Tidak semua anggota Asia Pasifik bergabung ke sana. Kemudian kami ajak teman-teman bergabung ke sana.  

       Dengan demikian, kita bergabung di dua asosiasi, Asia Pasifik dan dunia. Kemudian kami adalah perintis, dua (asosiasi) menjadi satu. Asia Pasifik jadi bagian dari dunia. Lima tahun kita berbicara, ada yang pro dan yang kontra. Akhirnya gagasan Indonesia berhasil, kita gabung menjadi satu (federasi).

Seberapa jauh kalangan properti Indonesia menyadari manfaat federasi real restate internasional ini?
       Memang saya mengakui yang kecil-kecil, yang baru, di daerah tidak merasa banyak manfaatnya karena mereka local player. Tapi yang besar-besar tersebut, umumnya mereka mengerti dan mereka (memberi) apresiasi. Karena sekarang zaman globalisasi. Di asosiasi itu kita berkumpul, untuk tukar menukar informasi dalam segala bidang.

      Dan saya mengakui, kalau ada yang berhasil dari saya, antara lain saya belajar dari FIABCI. Saya juga melakukan investasi di luar negeri, ke beberapa negara, karena saya juga mendapat pengalaman dari FIABCI. Jadi untuk yang besar-besar, saya rasa (FIABCI) bermanfaat. Tetapi yang kecil-kecil juga, seharusnya mereka bisa menarik manfaat. Dan saya gembira FIABCI makin populeri di Indonesia.

Kongres FIABCI pada tahun ini di Bali mengambil tema seputar green property. Konsep green property seperti apa yang akan dikembangkan di Indonesia?
       Isu green property makin penting, karena dunia sudah menyadari bahwa kerusakan lingkungan, kepanasan udara dan lain-lain, telah menganggu kehidupan manusia. Kalau ini berlangsung terus, maka akan timbul malapetaka yang besar. Oleh karena tema green property untuk FIABCI ini tepat sekali.

      Saya dengar juga DKI mulai bulan Mei akan  menerapkan green property dimulai dari Jakarta. Saya gembira sekali karena kerusakan lingkungan itu, tentu sesudah pabrik-pabrik dan sesudah kendaraan, itu properti yang dianggap menganggu kerusakan lingkungan, dianggap memanaskan bumi ini. Jadi tepat sekali tema yang dipilih.

Konsep green property tentu bukan sekadar memberi nuansa hijau pada proyek-proyek properti, tetapi juga bagaimana melakukan hemat energi dalam penggunaan listrik, AC, melakukan daur ulang sampah dan air kotor. Apakah ke depan Indonesia sudah siap menerapkan konsep green property, eco-property?
      Ini ayam dan telur. Apa yang  Anda punya, itu Anda mulai. Kita belum punya gedung yang hijau. Kita harus mulai menerapkannya. Tentu berangsur-angsur. Oleh karena itu (apa) yang DKI lakukan itu tepat sekali. Diharuskan (menerapkan green property). Dan (saat ini), belum ada standar di Indonesia. Seperti kami bangun Ciputra World, kami pakai dengan standar Singapura dengan target mendapat platinum. Ada perunggu, ada perak, ada emas, ada platinum.

    (Tema) ini tepat sekali. Karena kita harus bersama-sama bertanggung jawab atas dunia ini. Dan satu hal yang harus Anda ingat, (ini) punya  faktor promosi untuk proyek tersebut. Kalau Anda mengatakan gedung Anda platinum, Anda bisa menjual sedikit lebih mahal. Dan saya yakin jangka panjang green property itu akan menghemat dalam bidang maintenance. Karena di sanalah tentang energi, tentang air, termasuk tentang pengolahan, akan lebih efisien. Kalau seluruh dunia ke arah sana, memang investasi pertama lebih mahal, dan buat kita handicap itu bunga bank mahal. Namun demikian, saya percaya, jangka panjang, manfaatnya bagi dunia akan besar sekali.

Tren properti pada tahun 2010 dan tahun-tahun mendatang, menurut Pak Ci, akan menerapkan eco property?
       Betul, saya kira betul, saya setuju diharuskan. Tapi tentu perlu waktu, misalnya dengan jengjang waktu beberapa tahun, baru lantas tanggal tersebut diharuskan. Tentu perlu bertahap. Tidak semua orang sudah siap.

Apa kira-kira ada jangka waktu untuk bisa menerapkan konsep ini?
     Mungkin sekarang Mei Jakarta mulai menerapkan, tapi keharusannya, saya kira perlu lima tahun dari sekarang. Semua harus green property. Lihat pemakaian kaca ini (di bangunan ini), bagaimana kami menggunakan kaca yang menolak panas. Kebetulan Anda ada di sini. Anda lihat. Kami memakai kaca yang menolak panas dan kami gantung lagi dedaunan. Karena  ini kan terbuka. Jadi itu yang kita harus sama-sama usahakan. (Bersambung)

Percakapan dengan Robert Adhi Ksp

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com