Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Broker Asing Gencar Pikat Konsumen

Kompas.com - 31/10/2009, 08:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bagai harimau lapar sedang mencari mangsa. Itu perumpamaan yang cocok menggambarkan aksi perusahaan broker properti asing sekarang ini. Buktinya, belakangan ini makelar properti asing kembali bermunculan untuk menawarkan dan memasarkan properti di Indonesia. Silakan tengok iklan-iklan di media massa. Dengan mudah Anda dapat menemui sejumlah iklan properti asing satu halaman penuh di koran. Lain waktu, muncul iklan dari pesaing yang juga sehalaman penuh.

Agar lebih meyakinkan pembeli, mereka juga kerap menggelar pameran di hotel-hotel berbintang lima. Ambil contoh, Far East, pengembang properti swasta terbesar di Singapura, pertengahan September lalu menggelar pameran apartemen Silversea di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, dan Hotel Shangri-La, Surabaya.

Serbuan agen properti ini tentu bukan tanpa alasan. “Sekarang harga properti di luar negeri memang sedang turun dan akan segera naik dalam waktu dekat. Jadi, sekarang mereka gencar menawarkan ke konsumen lagi,” kata Djodi Trisusanto, Wakil Direktur Jones Lang LaSalle Indonesia.

Tren kenaikan harga properti ini terpicu kondisi ekonomi global yang mulai pulih dari krisis. Di Singapura, misalnya, muncul indikasi kuat bakal terjadi pemulihan ekonomi.

Karena itu, menurut hitungan di atas kertas para agen properti itu, kini tiba saat yang tepat berinvestasi dengan membeli properti di luar negeri. “Sekarang beli murah, nanti harganya naik,” ujar Djodi lagi.

Secara alamiah, bisnis properti memang selalu mengalami pasang surut. Sebelum ini, bisnis properti menyusut karena terpicu krisis keuangan global yang terjadi pada akhir 2008. Nah, kini, penjualan properti mulai menunjukkan tren naik. Bahkan, properti diprediksi akan kembali menanjak untuk mencapai puncak.

Bagi para broker, kejelian melihat pergerakan siklus ini merupakan salah satu kunci sukses dalam melakukan penjualan. Seperti sekarang, mereka menyerbu masuk ketika harga properti tepat sudah sampai ke dasar dan siap untuk kembali menanjak naik.

Namun, menurut Djodi, konsumen atau investor yang akan membeli properti di luar negeri perlu mempertimbangkan kemungkinan mencari pinjaman. Sebab, besaran porsi kredit yang dikucurkan perbankan tak lagi sebesar sebelum terjadi krisis.

Selain itu, konsumen juga tetap harus mencari lokasi yang strategis. “Jadi, kalau mau dijual lagi, harganya bisa tetap bagus,” ucap Djodi.

Pasar potensial
Selama ini, dari kacamata pengembang properti di luar negeri, Indonesia merupakan pasar yang potensial. Selain sering bepergian ke luar negeri, orang-orang Indonesia banyak yang menyekolahkan anaknya di luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, dan Australia. Oleh sebab itu, apartemen-apartemen itu banyak dipakai sebagai tempat tinggal anak, ketimbang mereka merogoh kocek untuk membayar sewa hotel atau apartemen lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com