JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Baduy, secara umum, mempunyai prinsip hidup menyatu dengan alam, berperilaku sangat menghargai dan menghormati alam.
Tatanan kehidupan suku ini juga diatur oleh aturan adat yang sangat ketat.
Hal ini terlihat dari tata lingkungan pemukiman Baduy yang terdiri dari kelompok-kelompok berjumlah sekitar 60 kampung. Setiap kampung mencakup 40 rumah.
Menurut Djumiko dalam jurnal Karakter Arsitektur Tradisional Suku Baduy Luar di Gajeboh Banten (2007), Fakultas Teknik Sipil dan Arsitektur, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta, di setiap pemukiman terdapat rumah-rumah warga, rumah kepala adat Puun, lurabung-lembung dan palung tempat menumbuk padi secara bersama.
Baca juga: Begini Konsep Arsitektur Vernakular pada Permukiman Suku Baduy Luar
Lokasi rumah Puun berada di selatan menghadap halaman terbuka, lokasi ini merupakan tempat tinggal yang dijaga kesuciannya. Orang luar atau tamu tidak diperkenankan memasuki kediamannya.
Lumbung dan tempat menumbuk padi atau palunh diletakan terpisah dari rumah tinggal mereka.
Berikut tatanan rumah suku Baduy:
1. Masa Bangunan
Masa bangunan disusun dari beberapa deret yang memanjang mengikuti kontur tanah. Deret satu dan yang lainnya berbeda pada letak ketinggiannya.
Arah deret menghadap Timur-Barat mengikuti kontur tanah. Setiap dua rumah saling berhadapan pada bagian terasnya.
Baca juga: Mengenal 4 Fungsi Ruang di Rumah Suku Baduy Dalam
Susunannya dibentuk secara hierarkis, rumah kepala kampung berada di ujung Barat sisi paling Selatan yang menghadap ke halaman terbuka.
Lumbung dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok di sebelah Timur, satu kelompok lainnya di seberang sungai atau arah Utara. Tempat menumbuk padi berada di bagian Utara atau tepi sungai.
2. Denah
Denah bangunan rumahnya berbentuk empat persegi panjang yang mencakup teras, ruang tidur, dan ruang dapur.
Perlu diketahui, peralatan dapur yang dimiliki juga sangat alamiah, seperti tungku dari tanah liat.